Dinilai Berhasil, Pendaftaran Program Nusantara Sehat 2017 Kembali Digelar
Program Nusantara Sehat (NS) yang digulirkan Kementerian Kesehatan (Kemkes) sejak 2015 akan terus dilanjutkan. Pasalnya, dalam 2 tahun terakhir terjadi peningkatan derajat kesehatan masyarakat, terutama daerah pinggiran Indonesia.
"Pendaftaran program NS 2017 masih terbuka hingga 19 Januari. Infonya bisa dilihat di website Kemkes," kata Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Kemkes, Usman Sumantri, di Jakarta, Rabu (11/1).
Pada kesempatan itu ia didampingi Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemkes, Siswanto dan Staf Khusus Menkes bidang Peningkatan Kemitraan dan SDG's, Kemkes, Diah S Saminarsih.
Menurut Usman, keberhasilan NS karena program tersebut menggunakan pendekatan yang berbeda dengan program dokter pegawai tidak tetap (PTT). Program NS lebih komprehensif karena dalam 1 tim terdiri dari 5-9 orang tenaga kesehatan dari berbagai latar belakang.
"Ada tenaga dokternya, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, lingkungan, laboratorium medik, gizi hingga tenaga kefarmasian. Mereka bersatu padu melakukan penguatan pada layanan kesehatan primer," tutur Usman.
Disebutkan, masalah kesehatan yang terjadi di daerah pinggiran, umumnya berhubungan dengan kekurangan gizi, penyakit menular, pola hidup tak sehat serta minimnya pelayanan medis di tingkat primer.
"Intervensi yang dilakukan tim NS adalah melakukan penguatan tenaga kesehatan di Puskesmas setempat sehingga bisa penanganan kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat," ujarnya.
Upaya itu, antara lain berupa pembinaan pengolahan limbah medis, manajemen pelayanan kesehatan yang lebih terstruktur dan pelatihan medis pada sebagian besar kader Posyandu di wilayah tersebut.
Usman mengemukakan, jumlah tenaga kesehatan yang terlibat dalam program NS sepanjang 2015-2016 ada 1.421 orang yang tersebar di 251 Puskesmas seluruh Indonesia. Masing-masing tim bertugas di Puskesmas selama 2 tahun guba melakukan intervensi terhadap pelayanan kesehatan primer di daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan terluar (DTPK).
"Hasil capaian tim NS menunjukkan terjadinya peningkatan pada kesehatan masyarakat di masing-masing daerah. Misalkan, kasus diare di Puskesmas Empanang, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat yang turun hingga 80 persen.
"Sementara di Puskesmas Morotai, Maluku Utara, hasil laporan menunjukkan terjadinya peningkatan kepatuhan meminum obat pada penderita kusta hingga 89,47 persen," kata Usman menandaskan. (TW)
{jcomments on}