80 Juta Penduduk Indonesia Tinggal di Wilayah Endemis Malaria
Ternyata masih ada 264 dari 511 kabupaten/kota di Indonesia yang hingga kini belum bebas dari malaria. Jumlah penduduk berisiko tinggi diperkirakan mencapai 80 juta orang.
"Untuk kategori endemis tinggi ada di semua kabupaten/kota di Papua dan Papua Barat," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Kementerian Kesehatan, Vensya Sitohang di Jakarta, Jumat (31/3).
Hadir dalam kesempatan itu, Ketua Komisi Ahli Diagnosis dan Pengendalian Malaria, Inge Sutanto.
Dijelaskan, upaya penanganan malaria dilakukan dengan membagi dalam 3 kategori yaitu wilayah endemis rendah, sedang dan tinggi. Kendati demikian, pemda dengan kategori endemis rendah tidak boleh lengah.
"Jika tidak dilakukan upaya pencegahan, bukan tak mungkin statusnya meningkat menjadi endemis sedang dan tinggi. Untuk itu, pentingnya pemda mengalokasikan anggaran yang cukup untuk itu," ujarnya.
Ditambahkan, pemerintah sendiri menargetkan Indonesia bebas malaria pada 2030. Upaya pencegahan dan pengendalian malaria telah masuk dalam program prioritas nasional dan rencana strategis (renstra) Kementerian Kesehatan.
Selain itu, Vensya juga mengingatkan, para petualang yang akan melancong ke wilayah timur Indonesia diingatkan untuk waspada terhadap malaria. Karena hasil surveilans menunjukkan ada 2.334 pelaku perjalanan menderita malaria saat kembali ke tempat asal.
Jika berada di wilayah endemis malaria, Vensya mengingatkan, menggunakan baju lengkap tertutup. Jika tidak, bisa mengunakan lotion anti nyamuk agar terhindar dari gigitan nyamuk.
"Saat tidur pun harus mengunakan kelambu. Memang butuh usaha ekstra jika kita ingin terhindar dari malaria," ucapnya.
Vensya menyebutkan sejumlah gejala yang patut dicurigai sebagai pengidap malaria, antara lain, demam, mual, lesu, berkeringat, menggigil, muntah, diare dan badan kuning. Karena gejalanya mirip dengan penyakit lain, penderita harus menjalani tes laboratorium terlebih dulu.
"Saat memberi obat, harus dipastikan penderita benar-benar mengidap malaria. Karena pengobatan yang diberikan tergolong radikal dengan membunuh semua stadium parasit yang ada dalam tubuh manusia," tuturnya. (TW)
{jcomments on}