Hasil kegiatan penulisan
Draft Policy Brief pada hari Ketiga
Forum Nasional V Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia
di Gedung Eyckman Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung
Jumat, 26 September 2014, pukul 08.30 – 17.00
PENDAHULUAN
Setelah 2 hari pelaksanaan Forum Nasional V, setiap Kelompok Kerja melakukan pengembangan policy brief selama satu hari di Gedung Eyckman Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung pada tanggal 26 September 2014. Penulisan policy brief ini bertujuan untuk memberikan masukan ke seluruh pengambil keputusan di pemerintah pusat, propinsi, dan kabupaten/kota sesuai dengan Kelompok-Kelompok Kerja dan hal-hal umum yang menjadi prioritas bersama.
Penulisan policy brief berdasarkan tanggung-jawab perorangan dan/atau lembaga. Kegitan ini dapat pula dilakukan oleh berbagai lembaga secara bersama-sama. Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia berfungsi sebagai fasilitator penyusunan policy brief, namun tidak bertanggung-jawab atas isi dan penyampaiannya. Tanggung-jawab tetap berada di anggota atau kelompok anggota.
Kegiatan pelatihan penulisan policy brief merupakan langkah awal yang dilakukan oleh Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia untuk merekomedasikan kebijakan kesehatan untuk pemerintahan baru. Policy brief merupakan merupakan salah satu cara dalam menjembatani celah antara peneliti dan para pengambil kebijakan. Isi dari policy brief berbasis pada penelitian yang nantinya akan memberikan kontribusi positif terhadap proses penyusunan & pengambilan kebijakan. Melalui policy brief, diharapkan pemerintah yang baru akan mampu menyusun kebijakan kesehatan berdasarkan prinsip "evidence based policy making" sehingga kebijakan yang lahir tepat sasaran dan mampu mengatasi berbagai masalah kesehatan yang ada di Indonesia.
PROSES KEGIATAN
Sejumlah 70 orang mengikuti kegiatan ini mulai dari mahasiswa, dosen, peneliti, perwakilan dari pemerintah daerah dan berbagai LSM. Kegiatan ini diawali dengan bedah buku dengan judul "Kebijakan Kesehatan: Prinsip dan Praktik" oleh Dr. Dumilah Ayuningtyas, MARS, dilanjutkan dengan diskusi penyusunan policy brief oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc. PhD.
Bedah buku sebagai pembuka acara dibawakan secara menarik oleh Dr. Dumilah Ayuningtyas, MARS. Sebagai penulis buku, Dr. Dumilah banyak mengangkat isu dan teori kebijakan kesehatan yang meliputi konsep kebijakan dalam bidang kesehatan, pengembangan kebijakan kesehatan, analisis kebijakan, rekomendasi dan advokasi kebijakan. Buku tersebut sangat cocok digunakan sebagai bahan ajar mahasiswa dan rujukan bagi mereka yang berkecimpung dalam institusi kesehatan pemerintah maupun swasta, serta para pejabat publik yang berhubungan dengan bidang kesehatan.
Apa Output kegiatan hari ketiga Forum Nasional V Kebijakan Kesehatan Indonesia?
Output dari kegiatan ini berupa berbagai draft policy brief yang diusulkan dari kelompok-kelompok pokja setelah melakukan dIskusi selama dua hari. Kelompok pembiayaan kesehatan mengusulkan beberapa policy brief dengan topik:
- Perbaikan JKN dan sistem rujukan di daerah yang sulit
- Perbaikan sistem pembiayaan fasilitas kesehatan primer di daerah terpencil.
- Integrasi upaya pelayanan kesehatan masyarakat dalam kebijakan kartu sehat Indonesia
- Kepesertaan JKN dalam mendukung equity pelayanan kesehatan
- Monitoring dan evaluasi JKN yang dilakukan oleh 12 perguruan tinggi. Kemudian, kelompok ini yang terbanyak dapat menyusun usulan.
Kelompok HIV/AIDS mengusulkan topik JKN yang diharapkan inklusif terhadap kelompok marginal. Kelompok Kesehatan jiwa mengusulkan topik pelayanan kesehatan jiwa di puskesmas sebagian bagian dari kebutuhan basic seven. Kelompok Gizi mengusulkan topik inequity penanganan malnutrisi di Rumah Sakit. Kelompok pelayanan kesehatan mengusulkan topik monitoring dan evaluasi BLUD (policy brief terlampir). Setiap kelompok juga mempunyai berbagai topik di luar apa yang dibahas saat ini.
Apa langkah selanjutnya?
Pasca penyusunan policy brief, kegiatan ini akan di-follow up oleh masing masing pokja melalui penulisan lebih lanjut dan berbagai bentuk advokasi.
Langkah 1: Fasilitasi pengembangan Policy Brief melalui pendekatan Blended Learning di bulan Oktober 2014.
Penulisan lebih lanjut diselenggarakan melalui Blended Learning yang dilakukan melalui www.kebijakankesehatanindonesia.net Pada langkah ini, para penulis Policy Brief akan difasilitasi untuk dapat merumuskan hasil. Metode penulisan menggunakan model dari IDRC, diharapkan dalam waktu empat minggu (maksimal) para penulis policy brief sudah dapat menyelesaikan tulisannya. Pada langkah ini, bagi para peserta yang sudah siap dokumennya dipersilakan untuk masuk ke langkah berikutnya.
Langkah 2: Dimulai pada bulan Oktober 2014 sesuai dengan kesiapan para penulis policy brief.
Para penulis akan didorong untuk membahas dan melaksanakan berbagai strategi untuk melakukan 'Engagement' ke para pengambil kebijakan. Langkah ini diawali dengan pemahaman akan:
- stakeholders dan aktor dalam pengambilan keputusan.
- Bagaimana proses penyusunan keputusan mereka. Apakah transparan atau tidak, terbuka untuk saran dari luar, ataukah tertutup dan berbagai hal lainnya?
- Apakah mempunyai niat baik untuk melakukan perubahan?
Strategi engagement dapat dilakukan dengan berbagai cara, dan dapat berupa kombinasi dari beragam metode, antara lain:
- Melakukan pertemuan ilmiah membahas topik policy brief;
- Melakukan pertemuan informal dengan dasar policy brief;
- Memberikan langsung ke para pengambil keputusan dan timnya (misal tim transisi);
- Melakukan advokasi melalui media massa,
- Lobby-lobby ke berbagai pihak, misal ke BPJS, pemerintah pusat dan daerah yang terkait.
Langkah 3: Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap proses "engagement" mulai dari penulisan policy brief, penyampaian, tanggapan, sampai ke hasil proses "engagement" (mempengaruhi) proses kebijakan ini.
Langkah 4: Hasil monitoring dan evaluasi terhadap proses advokasi ini akan dibahas pada pertemuan Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia yang rencananya diadakan di Padang pada bulan September 2015.
Ringkasan:
Melalui langkah-langkah ini diharapkan akan ada kesinambungan antar Forum Nasional setiap tahunnya dan para anggota dapat mempunyai pengalaman dalam melakukan pemberian masukan (engagement) ke pengambil kebijakan. Pengalaman-pengalaman ini diharapkan dapat ditulis secara kualitatif untuk menggambarkan antara lain:
- Tanggapan pengambil keputusan untuk usulan kebijakan. Tanggapan ini bervariasi mulai dari serius untuk menindaklanjuti, menolak, ataupun tidak memperhatikan;
- Situasi hubungan antara peneliti dengan pengambil kebijakan.
- Ketahanan para peneliti untuk terus melakukan pengamatan, dan "engangement" ke pengambil kebijakan.
Pengalaman ini dapat dituliskan dan dipelajari untuk pengembangan lebih lanjut. Diharapkan ada penelitian yang menyangkut proses penyusunan kebijakan, termasuk dari perspektif keahlian antropologi (LT).