Reportase Pelatihan Perumusan Policy Brief Sektor Kebijakan Kesehatan
Policy brief atau risalah kebijakan merupakan dokumen yang mengarahkan dan membantu policy maker untuk menghasilkan kebijakan optimal. Dalam rangka mencapai hal tersebut, perumus policy brief memerlukan keterampilan dalam membuat pemaparan alternatif yang argumentatif yang mengarah pada kebijakan optimal. Berdasarkan hal ini, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FKKMK UGM dengan dukungan Knowledge Sector Initiative (KSI) Indonesia mengadakan pelatihan perumusan policy brief sektor kebijakan kesehatan yang dilaksanakan pada 14 Mei 2018. Workshop pelatihan policy brief di UC Hotel UGMini disiarkan juga melalui teleconference (webinar). Narasumber kegiatan ini yakni konsultan kebijakan dan dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM, yakni Prof. Dr. Wahyudi Kumorotomo, MPP dan Prof. Dr. Agus Pramusinto, MDA. Workshop dibuka secara langsung oleh Prof Laksono Trisnantoro, MSc, PhD yang merupakan Kepala Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FKKMK UGM. Kegiatan ini diikuti oleh peneliti internal PKMK FKKMK UGM, mahasiswa S2 DAN S3 FKKMK UGM, peneliti dari beberapa universitas di wilayah Timur Indonesia (Universitas Hasanudin dan Universitas Pattimura). Output kegiatan ini adalah peningkatan keterampilan dan kemampuan dalam merumuskan policy brief yang efektif.
Setelah pembukaan, Laksono Trisnantoro menyampaikan arti penting policy brief bagi upaya peningkatan kualitas sektor kebijakan kesehatan. Laksono menjelaskan, saat ini UGM akan selalu berpartisipasi secara aktif dalam upaya peningkatan kualitas sektor kebijakan kesehatan Indonesia. Dalam hal ini, telah dilaksanakan blended learning tentang pelatihan dasar menjadi analis kebijakan yang merupakan langkah konkret dalam upaya peningkatan peran untuk menghasilkan kebijakan kesehatan yang strategis dan optimal. Selain itu, kemampuan perumusan policy brief yang menjadi kompetensi analis kebijakan perlu dikembangkan secara berkelanjutan dan mengikuti tren pemanfaatan media terkini.
Materi pertama disampaikan oleh Prof. Dr. Wahyudi Kumorotomo, MPP yang memaparkan tentang paradigma dalam peningkatan kualitas kebijakan melalui perumusan policy brief dan policy paper yang efektif. Pemateri menjelaskan tentang perbedaan policy paper dan policy brief dari perspektif fungsi, target pembaca dan relevansi penggunaan dua dokumen ini. Selain itu, Wahyudi menjelaskan tentang urgensi peningkatan kualitas kebijakan sektor kesehatan dengan upaya persuasi untuk memberikan pilihan kebijakan kepada decision maker yang dapat dilaksanakan dengan optimal melalui perumusan policy brief efektif. Terkadang konsep kebijakan yang dilaksanakan dilandasi oleh data yang bukan bersifat strategis dan evidence based. Untuk itu, policy brief dan policy paper memiliki tujuan untuk mempersuasikan kebijakan yang potensial pada pemangku kebijakan. Pemateri pertama menggarisbawahi tentang policy brief tidak memiliki konsep yang bersifat baku. Kunci penting dalam perumusan policy brief adalah penggunaan data yang relevan, penggunaan diksi yang bersifat persuasif efektif dan spesifik berdasarkan target isu kebijakan serta pembacanya.
Materi kedua disampaikan oleh Prof. Dr. Agus Pramusinto, MDA yang menyampaikan tentang bagaimana menyusun policy brief yang efektif dan argumentatif. Pemateri menjelaskan dengan sangat terstruktur tentang definisi policy brief hingga tips perumusan policy brief berdasarkan bagian kerangkanya. Agus menjelaskan bahwa sangat penting dalam memahami pembaca dan target decision maker pada dokumen kebijakan ini. Esensi pada lembar kebijakan yang efektif yakni tidak menggunakan diksi yang ambigu, menggunakan visual grafis yang relevan dan dapat mengarahkan pembacanya tentang konsep kebijakan yang ditawarkan dengan optimal.
Diskusi kegiatan ini menggarisbawahi tentang pentingnya perumusan policy brief efektif untuk meningkatkan dan memperbaiki kualitas kebijakan khususnya pada sektor kesehatan. Perumus policy brief dituntut untuk membuat policy brief yang bersifat argumentatif dan persuatif dalam pengarahan kebijakan yang lebih efektif. Selain itu, policy brief merupakan salah satu variabel kunci dalam upaya menuju aspek kebijakan optimal yang berdasarkan evidence dan kompleksitas permasalahan kebijakan spesifik. Sesi ini diakhiri dengan pemaparan tema kebijakan kesehatan oleh peserta untuk praktik pembuatan policy brief yang rencananya akan dikumpulkan pada 25 Mei 2018.
Reporter: Nopryan Ekadinata, MPH (PKMK UGM)