TOR Semiloka sehari

Teknologi Telematika sebagai Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia RS
dan Memperkuat pelayanan kesehatan di daerah sulit dan terpencil

Ruang Theater, Gedung Perpustakaan Fakultas Kedokteran UGM
Yogyakarta, 17 Juli 2013

l semi

  Pengantar

Dengan berbagai keterbatasan dan kekurangannya, daerah sulit (terpencil, tertinggal dan perbatasan) menjadi kurang diminati oleh berbagai kalangan profesional sebagai tempat tinggal dan bekerja, tidak terkecuali profesional bidang kesehatan. Salah satu faktor kurang diminati termasuk kesulitan mendapatkan pendidikan dan pelatihan tambahan dan dukungan ilmu pengetahuan.

Untuk itu, Indonesia membutuhkan inovasi dalam mendekatkan tenaga kesehatan di rumah sakit atau puskesmas daerah sulit ke pengembangan ilmu tepat guna. Teknologi tele-informatika sangat tepat untuk dioptimalkan dalam rangka mencapai tujuan ini, sebab penggunaan teknologi ini sudah sangat meluas di kalangan masyarakat. Untuk level RS dan Dinas Kesehatan, Pusdatin Kemenkes telah memasang teknologi komunikasi satelit di berbagai daerah terpencil. Jaringan ini di Papua dipergunakan untuk pelatihan oleh PKMK bekerja sama dengan KINERJA.

Dengan teknologi mutakhir telematika ini dapat dilakukan usaha untuk mendekatkan tenaga kesehatan di rumahsakit di kabupaten dengan sumber ilmu pengetahuan dan ketrampilan medik. Sistem ini dapat dipergunakan antara lain untuk: Tele-training dan e-library; Tele-medicine; dan Tele-conference

Tele-training sering dipergunakan oleh pelatih di daerah yang lebih maju untuk memberikan training di tempat yang sulit. Dengan tele-training pelatihan dapat dilakukan secara lebih rendah biaya, tidak tergantung pada jarak, dan lebih fleksibel waktunya. Untuk memudahkan kepustakaan juga ada e-library.

Di negara maju, misal di Swedia, teknologi telemedicine sudah dikenal luas dan dimanfaatkan secara luas. Di Indonesia, teknologi ini dalam bentuk sederhana sudah mulai dipergunakan dalam chain hospital, program sister hospital, dan berbagai kegiatan kerjasama antara daerah maju dan belum berkembang.

 

  Tujuan

Seminar ini akan membahas mengenai Potensi dan Pengelolaan sistem IT untuk mengembangkan RS di daerah sulit dan melebarkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.

Secara khusus seminar ini akan membahas:

  1. Membahas pengalaman PKMK menggunakan teknologi telekomunikasi di Papua dan NTT ;
  2. Memahami teknologi VSAT dan sistem jaringan Pusdatin dan Telkom untuk pengembangan.
  3. Membahas sistem tele-training dan telemedicine yang membutuhkan struktur, dana, tenaga ahli, dan kegiatan yang terkoordinasi;
  4. Mengembangkan telehealth dan telemedicine lebih lanjut untuk RS di daerah sulit

 

  Peserta

Partisipan yang diharapkan:

  1. Manajer RS dan Kepala Dinas Kesehatan
  2. Pimpinan Pusdatin dan Kemenkes
  3. Perencana dan pembuat kebijakan di pusat maupun daerah
  4. Dosen-dosen yang tertarik pengembangan teknologi jarak-jauh
  5. Perwakilan NGO asing yang memiliki program peningkatan kapasitas RS di Indonesia
  6. Konsultan manajemen rumah sakit
  7. Peneliti di perguruan tinggi
  8. Mahasiswa S2 Manajemen/Administrasi RS
  9. Pemerhati masalah kesehatan

 

 Agenda

Waktu

Acara

Pembicara/Fasilitator

08.00 – 08.30

Registrasi ulang

 

08.30 – 09.00

Pembukaan:

“Era Tele-Health dimulai”

    Materi Pembukaan Prof. Laksino Trisnantoro

 

 

 

Prof. Laksono Trisnantoro

 

 

 

 

 

Wakil Dekan III FK UGM

 

 

 

 

 

 

Pusdatin/Sekjen Kemenkes

09.00 – 10.30

Panel 1: Pengalaman dan Kebutuhan

 

 

Pengalaman FK UGM di NTT:
Penyusunan Manual Rujukan dengan menggunakan teleconference.

Pengalaman FK UGM melakukan kegiatan tele-training di 4 Kabupaten/Kota di Papua menggunakan VSAT Pusdatin dan Speedy.

Pengalaman RS Harapan Kita dengan RSD Kefa di NTT


 

 

 

Dr. Siti Zaenab MKes

 

 

 

 

 

 

 

Dr. Ig. Praptorahardjo dan dan Eunice Pricilla S (melalui teleconference)

 

 

 

 

 

Direktur RS Harapan Kita dan Dr. Sutikno SpOG

Moderator:
Laksono Trisnantoro

 

Pembahas:

Kebutuhan RS di daerah sulit untuk menggunakan telehealth dan telemedicine (dari aspek klinis dan non klinis)

Kebutuhan Puskesmas dan Dinas Kesehatan

 

 

 

Direktur RSUD Bajawa

 

Kadinkes Kabupaten Jayapura (melalui teleconference)

 

Diskusi

 

10.30 – 10.45

Coffee Break

 

10.45 – 12.15

Panel 2: Hardware dan Software sebagai pendorong

 

 

Aspek Teknologi:

    1. Jaringan Pusdatin Kementerian Kesehatan
       


    1. Kesiapan daerah untuk VSAT
    2. Perlengkapan di RS dan pusat pembelajaran yang akan menggunakan tele-health dan telemedicine 

 

 

Kepala Pusdatin

 

 

 

 

Nasrulhadi (melalui teleconference dari Papua)

 

 

Aryanto Nugroho

 

 

 

 

Diskusi

 

12.15 – 13.00

Makan Siang

 

13.00 - 15.00

 

 

 

 

 

 

 

15.00 – 15.15

Diskusi Ide dan Kemungkinan Teknis Pelaksanaan:

Arah pengembangan ke depan dan pengembangan web sebagai platform pengembangan.

Program: Pengembangan Puskesmas dan RS untuk tele-training dan telemedicine.

  1. Kegiatan Pengembangan Manajemen
  2. Kegiatan Pengembangan penanganan penyakit (klinis)
  3. Kegiatan telemedicine

Penutupan

Pengembangan Sistem untuk tele-training dan tele-medicine.

  1. Proses kegiatan
  2. Fasilitas dan Teknologi yang dibutuhkan
  3. Anggaran dan sumber pembiayaan
  4. Production House
  5. Insentif untuk terlibat dalam kegiatan ini
  6. Tenaga yang diperlukan