JCH Patut Waspadai Virus Corona
Calon jemaah haji (CJH) yang akan diberangkatkan September mendatang wajib mewaspadai virus corona yang kini makin mewabah di Arab Saudi. Virus ini bahkan sudah merenggut ratusan pendatang di Arab Saudi.
Pemerintah Indonesia kini mulai melakukan upaya antisipatif atas merebaknya virus corona di tanah suci. Semua jemaah calon haji akan diberi penguatan imunitas sebelum berangkat.
Menteri Kesehatan, dr Nafsiah Mboi, mengungkapkan, kendati sudah mulai merebak, namun organisasi kesehatan dunia (WHO), belum mengeluarkan travelband atau travel warning alias peringatan berbahaya mengunjungi Arab Saudi.
Nafsiah mengatakan, sejauh ini belum ada larangan bagi pengunjung untuk mengunjungi negara Arab Saudi. Namun khusus bagi jemaah calon haji asal Indonesia, mereka akan diberikan pengetahuan dan pembekalan khusus mengenai virus corona sebelum berangkat.
"Kita tetap waspada. Saya terus-menerus mendapatkan laporan. Demikian juga laporan di seluruh dunia kita pantau oleh karena sudah ada yang meninggal," ujar Nafsiah saat mengunjungi Kampung Nelayan Kelurahan Gusung, Kecamatan Ujung Tanah, Kamis, 25 Juli.
JCH, lanjut dia, akan diberi pengetahuan untuk menghindari penyakit mematikan tersebut. Salah satunya dengan memberi penjelasan agar jemaah meningkatkan daya tubuhnya. Selama di Tanah Suci, jemaah diminta agar tidak terlalu dekat dengan jemaah yang terkena influenza dan batuk.
"Semua jemaah nanti akan dibekali masker. Ini supaya mereka terlindung jika ada orang yang flu," katanya lagi.
Selain itu, semua petugas kesehatan haji yang mengikuti jemaah, juga akan diberi pelatihan teknis khusus mengenai virus corona tersebut. Mereka diberi pembekalan untuk mengidentifikasi gejala awal serangan virus corona tersebut.
Jika terjadi serangan penyakit yang mirip dengan virus corona, maka petugas kesehatan di setiap kelompok terbang (kloter) berkewajiban untuk segera memberi penanganan khusus. Jemaah harus segera dipisahkan dari kelompoknya, selanjutnya diberi penanganan medis intensif.
Nafsiah mengaku sudah ada standart operasional prosedure (SOP) yang akan diterapkan bagi jemaah. Ketika ditemukan positif, maka penanganannya sudah bisa diantisipasi, yakni melibatkan petugas kesehatan Indonesia dan Arab Saudi.
"Jadi SOP-nya sudah selesai, sudah dibagikan kepada semua petugas haji. Begitu juga sudah membuat perjanjian dengan Pemerintah Arab Saudi," imbuhnya.
Semua jemaah, lanjut dia, sebelum keluar Arab Saudi, nantinya akan mengikuti pemeriksaan untuk menghindari adanya virus corona yang mereka bawa. Opsi lain juga disiapkan, yakni setelah tiba bandara di Indonesia, pemeriksaan virus corona dilakukan.
Nafsiah mengaku, semua jemaah ketika balik dari Tanah Suci, akan menjalani uji termo-detector dan alat identifikasi virus lainnya. Hanya saat ini, belum ada vaksin khusus yang ditemukan untuk virus corona tersebut.
"Vaksin belum ada yang dikembangkan sampai saat ini," tandasnya. Ia mengakui, virus ini menjadi kekhawatiran pemerintah Indonesia, kendati orang yang terserang masih terbatas yang meninggal. Populasi yang terjangkit memang sudah banyak, namun yang meninggal belum signifikan.
"Virus corona ini, sama dengan virus influenza yang lain. Kalau daya tahan tubuh kita bagus, maka kemungkinan tidak akan menimbulkan gejala. Oleh karena itu, bagaimana menjaga agar daya tubuh tetap tinggi," urainya.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar, dr Lucky Tjahyono, mengaku sudah melakukan persiapan untuk mengantisipasi jemaah yang akan berangkat melalui Embarkasi Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar.
Ia berharap, virus corona tidak berkembang di Mekah karena sejauh ini dilaporkan masih berada di radius yang masih agak jauh. Kendati sudah masuk ke Arab Saudi, namun jemaah diminta tidak terlalu khawatir sepanjang memperbaiki ketahanan tubuh mereka.
"Untuk kita sendiri, tentu saja kewaspadaan akan ditingkatkan. Sebelum berangkat, jemaah diberi pembekalan. Vaksinasi khusus corona memang belum ada, tetapi kita sarankan vaksin flu dua minggu sebelum berangkat," katanya.
Virus corona memiliki nama lengkap novel coronavirus (nCoV). Virus ini mirip severe acute respiratory syndrome (SARS), yakni sejenis penyakit flu pada hewan. Gelaja virus corona secara umum sama dengan flu biasa, yakni batuk-batuk, bersin, dan demam tinggi.
Tambah Embarkasi
Untuk operasional pemberangkatan haji, Kementerian Agama menetapkan dua bandara baru sebagai Embarkasi pemberangkatan haji tahun ini. Kedua bandara tersebut adalah Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya Kalteng dan Bandara Fatmawati Soekarno Bangkulu.
"Penetapan dua bandara ini sebagai langkah baru untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan kemudahan pelayanan transportasi udara bagi jemaah haji. Kita berharap menjadi efektif dan mempermudah layanan transportasi udara untuk dua daerah ini," kata Direktur Jenderal Pelaksanaan Haji dan Umrah, Anggito Abimanyu di sela-sela buka puasa Kemenag di Hotel Borobudur Jakarta, Kamis 25 Juli.
Anggito juga menambahkan bahwa dengan penetapan ini, Pemerintah Provinsi Kalteng bertanggung jawab terhadap pemberangkatan calon jamah haji Kalteng dari Embarkasi Haji Antara Palangkaraya ke Bandara Embarkasi Haji Banjarmasin. Begitupula sebaliknya untuk Bengkulu.
Keberangkatan penerbangan haji tahun 2013 ini dimulai pada 10 September mendatang. Sementara pemulangan dijadwalkan akan dilaksanakan pada 20 Oktober hingga 19 November 2013.
Pada musim Haji 2013 ini, akan diterbangkan sebanyak 112.688 jemaah Indonesia yang tergabung dalam 295 kelompok terbang (kloter) dari 12 embarkasi. Ke-12 embarkasi itu adalah embarkasi Aceh (3.984 jemaah), Medan (8.324 jemaah), Padang (7.514 jemaah), Palembang (7.378 jemaah), Jakarta (22.151 jemaah), Solo (33.188 jemaah), Banjarmasin (5.240 jemaah), Balikpapan (5.352 jemaah), Makassar (14.993 jemaah) dan Lombok (4.564 jemaah). Dan dua embarkasi tambahan yakni, Bengkulu dan Palangkaraya. (zuk-aci-fmc/pap)
sumber: www.fajar.co.id