Dana Kesehatan Indonesia, Kontribusi Pengusaha bagi Pembangunan Kesehatan
Delapan pengusaha Tanah Air menginisiasi dibentuknya Indonesia Health Fund (IHF) atau Dana Kesehatan Indonesia. Lembaga pendanaan kesehatan masyarakat yang baru di Indonesia bahkan di Asia ini didukung penuh oleh Tahir Foundation dan Bill Gates and Melinda Gates Foundation.
Delapan pengusaha ini masing-masing mendonasi US$ 5 juta atau total US$ 40 juta untuk program lima tahun ke depan. Sedangkan Tahir Foundation dan Bill Gates and Melinda Gates Foundation menyumbang US$ 40 juta, sehingga totalnya menjadi US$ 80 juta.
Dana ini akan dipakai untuk penanggulangan penyakit menular, yaitu malaria, HIV/AIDS, demam berdarah dengue, tuberculosis, dan program keluarga berencana. Delapan pengusaha ini tidak berlatar belakang kesehatan, melainkan properti dan garmen.
Salah satu pengusaha, Hendro S Gondokusumo mengatakan, IHF adalah wadah yang tepat bagi pengusaha dalam negeri untuk memberikan kontribusi dalam penanganan masalah kesehatan di Indonesia. Diharapkan IHF bisa menarik partisipasi lembaga pendanaan dunia seperti Bill Gates dan Melinda Gates Foundation untuk bermitra. Dengan begitu dana yang terkumpul untuk kesehatan Indonesia jauh lebih besar.
"Meskipun 5 juta dolar itu besar tetapi ketika dimanfaatkan di Indonesia dengan jumlah penduduk ketiga terbesar dunia dan persoalan kesehatan yang masih kompleks, angka ini menjadi kecil," kata Hendro di sela-sela peluncuran IHF, di Jakarta, Sabtu (5/4).
Vice President Commissioner PT Intiland Development Tbk ini menambahkan, inisitif pertama untuk membentuk IHF datang dari Dato Sri Tahir, pendiri Tahir Foundation sekaligus Chairman dan CEO Mayapada Grup. Tahir mengajak dan meyakinkan para pengusaha betapa pentingnya pendanaan ini untuk Indonesia.
Apalagi parameter dari IHF maupun Bill Gates dan Tahir Foundation adalah kuratif atau pencegahan penyakit. Dengan pencegahan dapat mengurangi mahalnya biaya pengobatan.
"Karena di Indonesia sakit itu masih mahal. Sementara kemampuan pemerintah pun belum cukup untuk menangani kesehatan sendiri, karenanya peran swasta sangat dibutuhkan," kata Hendro.
Hendro juga mengaku terinspirasi dari seorang Bill Gates. Meskipun orang asing, pemilik Microsoft itu peduli terhadap masalah kesehatan di Indonesia. Oleh karenanya, tidak ada alasan bagi pengusaha Indonesia untuk hanya berpangku tangan.
Selain bisnis, pengusaha juga harus memberikan manfaat balik kepada negara dan masyarakat. Hendro berharap adanya IHF ini bisa menginspirasi pengusaha lain di Indonesia untuk ikut memberikan kontribusi.
"Saya optimistis kalau lebih banyak swasta berperan bergandeng tangan dengan pemerintah maka permasalahan kesehatan di Tanah Air bisa selesai," kata Hendro.
Pengusaha lainnya, Adrian Bramantyo Musyanif juga mengungkapkan hal serupa. Chief Executive Officer PT Lintas Insana Wisesa ini mengatakan, merupakan kehormatan besar bisa bekerjasama Bill Gates dan Dato Sri Tahir. Mereka memiliki pendanaan yang profesional dan komitmen yang baik untuk memajukan sektor kesehatan di Indonesia.
Menurutnya, IHF sangat penting bagi Indonesia mengingat kualitas kesehatan di dalam negeri masih minim. Ia juga berharap IHF memegang peranan penting untuk penanggulangan penyakit di Indonesia. Profesionalisme dari yayasan Bill Gates juga diharapkan bisa membantu IHF tersebut.
Commissioner PT Apparelindo Mitra Andalan Anne Patricia Sutanto mengaku sangat tertarik untuk bergabung dengan IHF. Anne adalah satu-satunya pengusaha perempuan yang bergabung dalam IHF ini.
Menurut Anne, kesehatan adalah sektor utama di samping sektor lain yang mesti mendapat perhatian serius semua pihak. Ia menjelaskan, bila hasil produksi garmen di dalam negeri sebanyak 99% diekspor. Selain itu perusahaannya juga mempekerjakan 20.000 karyawan dan ekspansinya 40.000 pada tahun 2016. Agar bisa menghasilkan hasil produksi yang kompetitif di level internasional, para pekerja dan masyarakat harus sehat. Bagi dunia usaha kesehatan pekerja dan masyarakat sangat penting karena mempengaruhi produktivitas usaha.
"Dari dulu saya sudah bilang apa yang bisa kita dapat dari Indonesia kalau kita tidak memberikan kontribusi balik. Sebagai pengusaha Indonesia sudah seharusnya kita berkontribusi dalam semua sektor, baik ekonomi, pendidikan, kesehatan dan lainnya," kata Anne.
Menurutnya, penanganan masalah kesehatan di Indonesia lebih banyak kepada kuratif atau pengobatan. Bahkan yang juga Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Karena itu, dengan berkontribusi dalam IHF diharapkan anggaran untuk pencegahan lebih jauh lebih besar. Dengan begitu, masyarakat Indonesia dan utamanya pekerja bisa lebih produktif dan kompetitif pada pasar bebas Asean tahun 2015 mendatang.
IHF, kata Anne, adalah wadah yang lebih profesional, sehingga apa yang disumbangkan akan tersalurkan dengan baik. Lima juta Dollar AS adalah angka yang dianggap layak untuk mengisnpirasi pengusaha lain dan cukup membantu Indonesia.
"Asalkan IHF ini dijalankan dengan baik sesuai dengan aspirasi Pak Tahir dan semuanya, banyak sekali pengusaha yang mau bergabung," kata Anne.
sumber: www.beritasatu.com