Mantan Menpera Sarankan Sosialisasi Rumah Honai Lebih Mengena
Jakarta, PKMK. Siswono Yudhohusodo, Mantan menteri perumahan rakyat RI, menyarankan agar sosialisasi rumah honai sehat ke masyarakat Papua berlangsung lebih mengena. Untuk itu, sosialisasi perlu lebih dulu dilakukan melalui pendekatan sosiologis ke tokoh adat. Setelah itu, barulah sosialisasi berlangsung ke masyarakat sasaran rumah tersebut. "Kalau sosialisasi langsung dilakukan ke masyarakat, ya sulit. Sebab masyarakat tradisional cenderung sulit berubah daripada masyarakat modern," kata Siswono di Jakarta (16/5/2013).
Dengan kecenderungan tertutup itu, bisa dipahami bahwa desain rumah honai sehat masih sukar diterima masyarakat. Dalam upaya mengatasi hal tersebut, sosialisasi pun perlu lebih bersifat lintas instansi Pemerintah Indonesia. Sosialisasi sebuah program Pemerintah Indonesia bukan sekadar tanggung jawab sektoral. Kata Siswono, "Sudah tentu, Pemerintah Daerah perlu terlibat intensif. Demikian pula tokoh agama dan adat. Pertama kali, manfaat program tersebut harus dijelaskan."
Saat ini, kebiasaan bermukim di rumah honai biasa menyebabkan sejumlah gangguan kesehatan, salah satunya penyakit tuberkulosis lebih mudah menular. Lebih dari 70 persen masyarakat di Lembah Baliem terkena tuberkulosis karena desain rumah honai yang tertutup. Desain tertutup itu karena iklim pegunungan yang dingin. Sekeluarga tidur satu lantai dengan mengelilingi api sehingga hangat, ternak pun di situ. "Dengan ilmu kesehatan, kita mengetahui bahwa hal itu tidak sehat dan Pemerintah Indonesia memiliki prakarsa baik untuk mengubahnya," jelas Siswono. Wujud prakarsa itu adalah bentuk rumah honai yang lebih sehat, yaitu sirkulasi udara dimungkinkan lebih baik dan berlantai dua. "Sekali lagi bisa dimengerti kalau desain itu belum bisa diterima, perlu sosialisasi yang lebih mengena dan intensif," papar Siswono.