Panduan baru dalam pengobatan HIV
Sebuah panduan baru dalam perawatan HIV diperkirakan akan memberikan jutaan orang di negara berkembang berkesempatan mendapatkan obat yang bisa menyelamatkan hidup mereka.
Badan Kesehatan Dunia, WHO merekomendasikan kepada pasien untuk mulai melakukan perawatan pada tahap awal penyakit yang dideritanya itu.
WHO mengatakan panduan yang diluncurkan pada Konferensi Internasional AIDS di Kuala Lumpur ini akan mampu membantu menghindari jumlah tambahan kematian sebanyak 3 juta orang akibat AIDS pada 2025 mendatang.
Lembaga sosial bernama MSF menyambut baik langkah tersebut tapi mereka mengatakan langkah ini harus dibarengi dengan investasi lebih banyak.
Panduan pengobatan baru ini akan mengharuskan seorang pasien mengkonsumsi sebuah pil beserta tiga jenis obat-obatan lain saat dia dinyatakan positif mengidap HIV.
Konsumsi obatan-obatan ini dilakukan pada tahap yang sangat dini saat sistem kekebalan tubuh mereka masih kuat.
Sejumlah negara seperti Algeria, Argentina dan Brasil telah menjalani pengobatan yang didasari atas panduan baru dari WHO.
Konsultasi panjang
Saat ini tidak semua orang yang membutuhkan bisa mendapatkan pengobatan secara dini meskipun sejumlah kebijakan untuk membantu para pasien telah dibuat dalam beberapa tahun terakhir agar mereka bisa memperoleh akses lebih luas dalam pengobatan HIV.
WHO menyebut panduan ini merupakan bentuk dari wujud perubahan besar dalam kebijakan mereka.
Mereka berharap dari perubahan kebijakan ini akan menghasilkan peningkatan akses pasien dengan HIV terhadap obat-obatan di negara berkembang.
Mereka memperkirakan jumlah pasien yang bisa mengakses obat-obatan dengan cara ini akan meningkat dari 16 juta orang menjadi 26 juta orang atau 80 persen dari total orang dengan HIV yang ada di dunia saat ini.
Diperkirakan panduan ini akan memunculkan tambahan anggaran sebesar 10 persen dari biaya keseluruhan dalam menangani HIV/AIDS di seluruh negara berkembang.
WHO merasa bahwa negera donor dan negara berkembang akan bisa diyakinkan bahwa usulan tentang pengobatan dini ini jauh lebih efektif secara biaya.
Kebijakan ini sendiri disetujui dalam konfrensi di Kuala Lumpur setelah melalui konsultasi selama satu tahun lebih dengan menunjukan adanya bukti-bukti yang telah dipertimbangkan bahwa pengobatan dini berperan dalam mengurangi penyebaran virus.
(sumber: www.bbc.co.uk)