Wakil menteri kesehatan :Pertama kalinya Indonesia terlibat dalam gerakan global peduli Al-Zheimer
"Peningkatan jumlah kasus Alzheimer di Indonesia sangat memprihatinkan. Kita sering memaklumi pikun sebagai penyakit orang tua. Ini cara pandang yang salah, karena hal tersebut merupakan gejala penyakit yang serius," ujar Dr. Ali Ghufron Mukti. "Ini adalah momentum yang tepat bagi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk turut serta mensosialisasikan pentingnya penanggulangan dan pencegahan Alzheimer. Kami mendukung penyusunan Indonesia Alzheimer-Dementia National Plan dalam waktu dekat sebagai bentuk komitmen Indonesia akan isu penting ini.
Memory Walk merupakan kegiatan jalan sehat yang dilakukan di berbagai negara kini termasuk Indonesia, untuk memperingati bulan Alzheimer sedunia. Mulai pukul 6 pagi, 300 partisipan berpakaian ungu berjalan kaki sepanjang Jalan Sudirman, Jakarta, sebagai bentuk dukungan terhadap upaya penanggulangan Alzheimer dan demensia. Dalam kesempatan ini, publik juga dapat melakukan deteksi dini Alzheimer dan mempelajari senam gerak latih otak secara gratis, berkat kerja sama sebuah perusahaan farmasi, PT EISAI dengan Pusat Intelegensia dan Promosi Kesehatan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
"Deteksi dini Alzheimer bukan hanya untuk lansia. Gejala Alzheimer bisa muncul 20 tahun sebelum gejala lainnya menjadi lebih jelas," jelas DY Suharya, Direktur Eksekutif Alzheimer Indonesia yang menggagas Memory Walk. Dengan meningkatnya kepedulian akan Alzheimer, kami ingin mendorong masyarakat untuk menerapkan gaya hidup sehat. Gaya hidup sehat dapat menurunkan risiko seseorang menderita Alzheimer di usia lanjut.
Dalam pembukaa Memory Walk,Dr. Ali Ghufron Muktipun melepaskan 20 ekor burung merpati untuk menunjukkan simpatinya terhadap anggota masyarakat dan keluarga yang tengah merawat para penderita Alzheimer. Menurut laporan Alzheimer Disease International pada tahun 2010, biaya perawatan penderita Alzheimer dan demensia di Asia Tenggara mencapai sekitar US$4 milliar mencakup biaya obat-obatan dan fasilitas sosial yang dibutuhkan untuk mendukung penderita Alzheimer dan demensia.
Diperlukan pengetahuan, kesabaran, dan waktu yang cukup banyak untuk merawat penderita Alzheimeru,terutama karena dampaknya yang besar dan berlangsung dalam jangka panjang. Keluarga penderita Alzheimer pun kerap disebut sebagai pasien kedua, karena penyakit ini bukan hanya mempengaruhi dan mengubah kehidupan penderita, namun juga anggota keluarganya.
Beberapa komunitas dari berbagai lapisan masyarakat turut mengikuti Memory Walk ini untuk menunjukkan kepedulian mereka, di antaranya Yayasan Emong Lansia, Forum Komunikasi Lanjut Usia, Pusaka DKI Jakarta,Alzheimeru2019s Indonesia Jakarta, Bandung, Yogyakarta,mahasiswa dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Resident dari RSCM dan Alumni SMA 3 Jakarta. Kegiatan ini juga didukung oleh berbagai elemen pemerintahan, perusahaan, masyarakat, media dan sebagainya, seperti PT EISAI, Prodia Lab, 97.9 FeMale Radio & FeMale Circle, Majalah Femina, Pesona, World Health Organization (WHO), Kementerian Kesehatan RI, Kementerian Sosial RI, Bank BCA, Maverick, dan Juara Agency.
Memory Walk dilaksanakan setiap bulan September, bertepatan dengan Bulan Alzheimer Sedunia. Kegiatan ini dilangsungkan di berbagai belahan dunia untuk menunjukkan bersatunya komunitas dan orang-orang terkasih untuk menanggulangi Alzheimer dan demensia. Tahun ini, lebih dari 50 kegiatan jalan sehat telah dilakukan di 80 negara, termasuk Indonesia.
sumber: www.merdeka.com