KTM OKI, RI Tekankan Pentingnya Kerjasama Bidang Kesehatan
Indonesia Menekankan Pentingnya Kerjasama Bidang Kesehatan antar negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Hal ini disampaikan oleh Wakil Presiden RI, Prof Dr Boediono, saat dilaksanakannya Inaugural Session Konferensi Tingkat Menteri (KTM) Kesehatan ke-4 Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Istana Wakil Presiden, baru-baru ini.
"Kerjasama antar negara anggota OKI di bidang kesehatan tidak saja akan memperkuat OKI secara organisasi, tetapi juga akan menempatkan OKI sebagai organisasi internasional yang semakin kokoh". Sebelum acara Inaugural Session tersebut, telah dimulai sesi KTM Kesehatan ke-4 OKI (22/10).
KTM Kesehatan OKI merupakan bentuk kerjasama kesehatan di antara negara-negara dalam kerangka OKI yang dilaksanakan setiap 2 (dua) tahun sekali. Tema yang diangkat dalam pertemuan KTM Kesehatan ke-4 ini adalah Better Nutrition, Better Health, Better Ummah.
KTM Kesehatan ke-4 ini dihadiri 40 delegasi negara-negara anggota, dari 57 negara anggota, 11 diantaranya dipimpin oleh Menteri Kesehatan, yaitu dari Uganda, Arab Saudi, Suriname, Gabon, Gambia, Palestina, Mesir, Mauritania, Mozambique, Niger, dan Indonesia.
Pada KTM Kesehatan ke-4 ini, Menteri Kesehatan RI, dr Nafsiah Mboi SpA MPH, telah terpilih sebagai Ketua menggantikan Mr. Eric Abenovich Bayzhunusov, Menteri Kesehatan Republik Kazakhstan, selaku Ketua KTM Kesehatan ke-3 OKI. Keketuaan Indonesia dalam KTM Kesehatan OKI akan diemban selama 2 (dua) tahun hingga tahun 2015, sesuai dengan Resolusi No. 1/3 ICHM on Strengthening Health Cooperation pada KTM Kesehatan ke-3 OKI di Astana, Kazakhstan tahun 2011.
KTM Kesehatan OKI ke-4 ini telah membahas berbagai tema diskusi, dalam 8 (delapan) working session, yaitu: Pengendalian Tuberkulosis; Eradikasi malaria; Eradikasi Polio; Menurunkan kasus kematian ibu dan anak yang dapat dicegah; Kemandirian dalam ketersediaan dan produksi farmasi, termasuk vaksin; Gizi dan stunting; Gaya hidup sehat dan pengendalian penyakit tidak menular; dan Kontribusi OKI dalam agenda pembangunan global pasca 2015.
sumber: www.suaramerdeka.com