Indonesia Kekurangan Tenaga Kesehatan Penerbangan
Menghadapi Open Sky dan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 mendatang. Indonesia masih minim infrastruktur. Kekurangan tenaga kesehatan penerbangan juga masih terasa. Hal itu disampaikan Marsekal TNI (purn) Chappy Hakim, Rabu 15 Oktober.
Chappy yang juga mantan Kasau hadir di Makassar dalam simposium nasinal kesehatan penerbangan yang diadakan di hotel Sahid Jaya. Dalam persentasenya, dia menjelaskan perkembangan teknologi penerbangan searah dengan keselamatan penerbangan. Salah satu aspeknya kesehatan penerbangan. "Semakin modern suatu pesawat, harus safer and safer (semakin aman, red)," ujarnya.
Chappy mencontohkan, rapinya standar operasional prosedur (SOP) salah satu maskapai Australia yang pernah ditumpanginya. Saat itu ada penumpang yang terkena serangan jantung dan berhasil diselamatkan karena sigapnya awak kabin.
Di Indonesia, saat pengusaha beramai-ramai mendirikan airlines, apalagi tingginya pengguna transportasi udara hingga mencapai 64 juta penumpang. Tapi itu tidak dibarengi dengan sumber daya manusia memadai. "Pilot kita kurang, air control juga, termasuk tenaga kesehatan. Akhirnya kita kena banned Uni Eropa," keluhnya.
Senada, Marsda TNI Achmad Hidayat menyebut, 80 persen penyebab kecelakaan penerbangan faktor manusia. Karena itu dia menekankan pentingnya tenaga kesehatan penerbangan, termasuk kasus MH 370 yang ditengarai akibat human factor akibat pilot yang kurang sehat,"bebernya.
Hal itu sebenarnya coba dijawab Universitas Patria Artha (UPA) dengan mendirikan jurusan perawat penerbangan. Mahasiswanya sendiri saat ini baru berjumlah 80 orang. "Kedepan, alumni UPA akan terserap di bandara, airlines, serta petugas kesehatan haji," tandas Ketua Yayasan UPA, Bastain Lubis.
Simposium diikuti ratusan peserta dari UPA, TNI AU, akademisi dan masyarakat umum. Hadir sebagai pembicara, Marsekal TNI Chappy Hakim, Marsda TNI Achmad Hidayat, Fasilitator AMS UIMF Dr Soemardoko Tjokrowidigdo, Bupati Gorontalo, David Bobihoe Akib, serta pembicara lainnya. (ris)
sumber: http://fajar.co.id