Pencegahan Osteoporosis Sejak Dini
Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moelek mengusulkan agar edukasi tentang gaya hidup sehat, termasuk pencegahan osteoporosis mulai diperkenalkan sejak dini di sekolah. Modul pembelajaran seputar kesehatan tulang bisa disampaikan lewat kegiatan dalam Unit Kesehatan Sekolah (UKS).
"Edukasi tentang gaya hidup sehat, termasuk upaya pencegahan osteoporosis harus diperkenalkan sejak dini. Karena saat ini ada kecenderungan anak sekolah kita mulai malas bergerak. Sukanya duduk berjam-jam main game atau ngobrol," kata Menkes Nila F Moeloek dalam perayaan Hari Osteoporosis Nasional di Lapangan Monas, Jakarta, Minggu (7/12).
Acara yang dibuka istri Wakil Presiden Mufidah Jusuf Kalla itu dihadiri Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi) Nicolas Budiparama, Ketua Umum Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia (Perwatusi) Anita Hutagalung dan Paul Richard dari Fonterra Brands.
Kesehatan tulang, lanjut Menkes, upaya pencegahannya harus dilakukan sejak dini. Karena pertumbuhan kepadatan tulang makin melambat diatas usia 35 tahun.
"Mumpung masih anak-anak, mari menabung tulang. Karena pengeroposan tulang sering kali tidak menunjukkan gejala. Tiba-tiba saja tulang seseorang patah hanya karena terkena benturan kecil atau badan semakin pendek karena tubuh semakin bungkuk," ujarnya.
Anak sekolah dasar, lanjut dokter spesialis mata itu, juga dibiasakan untuk berjemur dibawah matahari untuk memenuhi kebutuhan akan vitamin D-nya. Terutama sinar matahari pada pukul 07.00 hingga 09.00.
"Anak pada jam-jam itu beri waktu untuk melakukan aktivitas fisik seperti melakukan permainan di lapangan sekolah. Tak perlu lama-lama, cukup 30 menit tapi dilakukan rutin secara rutin setiap hari. Lewat aktivitas fisik, proses penyerapan jadi lebih baik," ujarnya.
Hal lain yang perlu diperhatikan, kata Nila F Moeloek, asupan makanannya. Kalsium bisa diperoleh lewat makanan rumahan yang tak terlalu mahal, seperti ikan teri, kacang-kacangan, sayuran hijau dan susu.
"Bagi para orangtua, penting untuk memberi makanan pada anak-anaknya buah, sayuran, ikan, kacang-kacangan dan susu. Jangan asal makan. Jangan mentang-mentang anak sukanya mie instan dikasih setiap hari. Pentingnya gizi seimbang,"kata Menkes menegaskan.
Hal senada dikemukakan Ketua Perwatusi) Anita Hutagalung. Anak muda di perkotaan rentan terhadap osteoporosis karena gaya hidup yang tidak sehat. Anak muda di perkotaan sukanya nongkrong, ngopi, merokok, namun jarang berolahraga. Gaya hidup semacam itu rentan terhadap osteoporosis.
Anita mengutip hasil riset yang dilakukan Fonterra Brands pada 2013 yang menunjukkan gaya hidup anak muda di perkotaan yang mulai tak aktif seperti suka duduk terus menerus yakni tujuh jam per hari pada hari kerja dan lima jam per hari pada akhir pekan.
"Apalagi sekarang muncul gerai-gerai minimarket yang menyediakan kursi dan meja. Tradisi anak kota yang duduk-
duduk sambil ngobrol semakin marak saja. Jika kondisi ini dibiarkan, bukan mustahil angka penderita osteoporosis di Indonesia akan meningkat pada 2050," ujarnya.
Terkait dengan pentingnya olahraga, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan, pihaknya berencana membangun taman terpadu di berbagai lokasi di Jakarta.
"Maret 2015, akan ada 6 taman percontohan, bukan cuma ada pendidikan anak usia dini (PAUD) dan Posyandu, tapi perpustakaan dan alat olahraga," kata Ahok.
Pihak Fonterra pun ikut membantu Pemda DKI dalam penyediaan fasilitas olahraga yang berlokasi di Taman Waduk Pluit, Jakarta Utara. Peresmian fasilitas olahraga itu dilakukan secara simbolik di Monas oleh Ahok bersama Paul Richard. (TW)
{jcomments on}