TBI Alat Kesehatan Indonesia Kalah Jauh Dibanding Negara ASEAN
Industri alat kesehatan diharapkan mampu menjadi salah satu penopang laju perekonomian di Indonesia. Dengan menjadi salah satu industri yang menarik pelaku industri dan diharapkan mendukung terciptanya banyak lapangan pekerjaan.
Sayang, impor industri alat kesehatan di Indonesia masih cukup tinggi. Hal itu memunculkan pertanyaan, seberapa jauh Indonesia mampu mengejar ketertinggalan dan bersaing dengan negara maju dalam perdagangan industri alat kesehatan.
Akhmad Akbar Susamto Koordinator Kelompok Kerja untuk Daya Saing Indonesia (KKDSI) UGM memaparkan, berdasarkan perhitungan keseluruhan alat kesehatan dan dilihat dari keunggulan komparatif melalui nilai revealed symmetric comparative advantage (RSCA), Indonesia berada pada peringkat ke-47 dari 55 negara.
Temuan KKDSI terhadap potret industri alat kesehatan Indonesia memperlihatkan nilai trade balance index (TBI), Indonesia menempati posisi 33.
Bahkan di antara negara-negara Asia Tenggara, nilai TBI Indonesia kalah jauh dibandingkan dengan negara lain seperti Singapura posisi 9, Malaysia 18, Thailand 28, Vietnam 30, dan Filipina 6.
"Hal ini menunjukkan produk alat kesehatan Indonesia belum memiliki keunggulan dan nilai perdagangannya masih rendah," ujar dosen FEB UGM dalam diskusi bertajuk "Daya Saing Industri Alat Kesehatan Indonesia", di gedung pusat UGM.
Sementara itu, Prof Mudrajad Kuncoro MSocSc PhD guru besar FEB UGM selaku keynote speech, menyayangkan jika industri alat kesehatan belum termasuk dalam klaster industri prioritas di Indonesia.
Karena itu, menurutnya, diperlukan sinergi antardepartemen, antara pusat dengan daerah, pemerintah dan dunia usaha dalam pengembangan industri alat kesehatan.
sumber: www.suaramerdeka.com