RI Siap Hadapi MERS dan Dampak Perubahan Iklim Bagi Kesehatan
Indonesia telah menerapkan strategi untuk menghadapi dampak perubahan iklim bagi kesehatan, juga virus MERS terutama menjelang pelaksanaan ibadah haji.
Demikian pernyataan Menteri Kesehatan RI dr. Nafsiah Mboi, Sp.A., MPH di depan sidang paripurna World Health Assembly (WHA) ke-67 di Gedung PBB Jenewa, Senin (19 Mei 2014) waktu setempat.
"Pemerintah RI telah menerapkan berbagai strategi, baik terkait langsung dengan sektor kesehatan maupun multisektoral, termasuk dengan mengintegrasikan penilaian risiko perubahan iklim ke dalam sistem pemantauan kesehatan," ujar Menkes dalam rilisnya, Kamis (22/5/2014).
Sidang tahunan WHA ke-67, sebagai bagian dari Governing Bodies WHO yang beranggotakan seluruh negara-negara anggota WHO, akan berlangsung selama lima hari (19- 24 Mei 2014).
Sidang WHO ke-67 ini dipimpin Menkes Kuba Roberto Morales Ojeda, akan membahas berbagai isu kesehatan global yang menjadi perhatian bersama masyarakat internasional melalui tema utama
The Link Between Climate Change and Health (Hubungan antara Perubahan Iklim dan Kesehatan).
Selain menyampaikan pernyataan mengenai tema tersebut, Menkes RI juga menyampaikan berbagai pandangan Indonesia terkait berbagai isu kesehatan global, yang saat ini menjadi fokus perhatian masyarakat internasional.
Secara khusus Menkes dr. Nafsiah Mboi menyampaikan langkah-langkah Indonesia dalam mencegah kemungkinan bahaya yang diakibatkan oleh Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS CoV), khususnya terkait pelaksanaan ibadah haji yang diikuti umat Islam dari Indonesia.
Menkes juga menekankan pentingnya masyarakat internasional untuk terus bekerjasama menangani isu penyakit menular, termasuk melalui kerjasama di dalam kerangka Pandemic Influenza Preparedness (PIP).
Terkait proses negosiasi Agenda Pembangunan Pasca 2015, Menkes mewakili Indonesia mendorong seluruh negara untuk terus berupaya agar isu kesehatan tetap dapat dimasukan ke dalam agenda pembangunan baru.
"Indonesia juga menekankan pentingnya implementasi jaminan kesehatan (Universal Health Coverage) sebagai indikator utama pelayanan kesehatan yang memadai," tandas Menkes.
Menkes sebagaimana disampaikan Sekretaris Pertama PTRI Jenewa Arsi D. Firdausy, memaparkan bahwa situasi kesehatan penduduk Indonesia sangat ditentukan oleh letak geografis Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan.
"Berbagai situasi terkait iklim juga memiliki dampak langsung terhadap keadaan lingkungan serta situasi kesehatan masyarakat Indonesia," pungkas Menkes.
Selain menyampaikan pernyataan pada sesi pleno, Menkes RI juga direncanakan akan berpartisipasi pada berbagai acara lain, diantaranya menjadi pembicara pada WHO Technical Briefing on the International Health Regulations.
Pertemuan para Menkes negara-negara GNB, pertemuan para Menkes negara-negara Foreign Policy and Global Health, serta melakukan berbagai pertemuan bilateral dengan berbagai pejabat negara lain dan organisasi internasional.
sumber: www.tribunnews.com