Peran Pekerja Sosial di Bidang Kesehatan Mental
Pelayanan kesehatan mental menjadi sorotan dalam pembangunan sosial di Indonesia, seiring dengan banyaknya kasus kesehatan mental yang terjadi. Kesehatan merupakan indikator pengukuran dari IPM (indeks pembangunan manusia) yang sangat penting bagi suatu negara. Pelayanan kesehatan menjadi fokus utama bagi negara Indonesia yang harus ditingkatkan.
Perkembangan isu pekerja sosial terus berkembang terutama setelah terbentuknya organisasi Ikatan Pekerja Sosial Profesional Indonesia baru-baru ini. Pekerja sosial yang dulunya hanya bergerak sendiri atau beberapa orang sekrang sudah menjadi sebuah organisasi yang besar. Pekerja sosial mempunyai pengaruh yang besar dalam meningkatkan dan membantu masyarakat yang mengalami masalah baik secara individu maupun kelompok.
Menurut Max Siporin, pekerjaan sosial adalah suatu metoda institusi sosial untuk membantu orang mencegah dan memecahkan masalah mereka serta untuk memperbaiki dan meningkatkan keberfungsian sosial. Dan menurut Allan Pincus pekerjaan sosial berkepentingan dengan permasalahan interaksi antara orang dengan lingkungan sosialnya, sehingga mereka mampu melaksanakan tugas-tugas kehidupan, mengurangi ketegangan, mewujudkan aspirasi dan nilai-nilai mereka.
Kesehatan mental merupakan hal yang sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Keduanya harus sama-sama dijaga. Dalam hidup, seseorang memiliki masa-masa merasa tertekan, sedih, atau takut. Seringkali perasaan itu hilang sejalan dengan selesainya permasalahan yang dihadapi. Namun terkadang perasaan itu berkembang menjadi masalah yang lebih serius. Hal itu bisa terjadi pada siapa saja. Dan di saat itulah keluarga atau pekerja sosial membantu individu dalam menyesaikan masalah yang tidak sanggup diselesaikan lagi.
Dewasa ini, kesehatan mental yang ada di Indonesia sangat memprihatinkan. Ini dapat kita lihat dari banyaknya kasus yang terjadi di masyarakat, seperti kekerasan dalam rumah tangga sampai bully yang terjadi pada anak-anak. Ini diakibatkan ketidaktahuan masyarakat tentang kesehatan mental yang ada. Maka dari itu kita membutuhkan pekerja sosial yang terjun langsung ke masyarakat.
Pekerja sosial sendiri itu merupakan profesi yang bisa bermitra dengan profesi kedokteran, keperawatan dan psikologi. Namun, pekerja sosial yang ada pada saat ini hanya sedikit dan tidak mampu melingkupi semua daerah yang ada di Indonesia.
Menurut guru besar UGM, dari jumlah penduduk Indonesia yang sekitar 241 juta jiwa pada tahun 2001 namun jumlah psikiater hanya 600 orang, sedangkan jumlah psikolog klinis hanya sekitar 365 orang. Pekerja sosial sendiri yang ada di Indonesia hanya 15.522 dari kebutuhan 155 ribu. Artinya kebutuhan pekerja sosial hanya terpenuhi 10 persen saja. Menurut beliau, salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan memasukkan pelayanan kesehatan jiwa ke dalam pelayanan primer atau yang sering kita sebut dengan puskesmas.
Caranya dengan menempatkan para psikolog di puskesmas yang ada di setiap daerah. Namun kenyataannya tidak semua daerah kususnya daerah terpencil terdapat puskesmas apalagi dengan pelayanan kesehatan mental.
Maka dari itu, kita membutuhkan perubahan untuk dapat meningkatkan kesehatan mental masyarakat. Kesehatan mental bisa kita dapat dari kegiatan rutin yang yang tanpa kita sadari dapat membuat mental kita menjadi lebih sehat, seperti selalu memupuk pikiran positif kepada orang lain, tersenyum apabila bertemu dengan orang, tidak tertawa apabila melihat orang lain terlihat kesulitan, membantu sesama masyarakat serta banyak lagi yang dapat kita lakukan untuk membuat diri kita menjadi sehat mental.
Kita sadar bahwa tidak banyak pekerja sosial yang dapat menjangkau kita. Maka dari itu kita sendirilah yang harus sadar tentang kesehatan mental dan lebih peduli tentang kesehatan mental di masyarakat. Sehingga terciptalah di tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Semoga.[]
Oleh: Dinda Dwi Putri Nasution
sumber: http://atjehpost.co/