Hari Kanker Sedunia: Cegah Kanker Dengan Cerdik
Badan kesehatan dunia WHO menyatakan 43 persen kanker bisa dicegah. Karena kanker lebih terkait dengan gaya hidup. Terapkan CERDIK bisa terhindar dari kanker.
"CERDIK itu singkatan dari cek kesehatan secara rutin, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet sehat, istirahat cukup dan kelola stress," kata Menteri Kesehatan (Menkes) Prof Nila FA Moeloek dalam peringatan Hari Kanker Sedunia, di Jakarta, Rabu (4/2).
Pada kesempatan yang sama dicanangkan pula Komitmen Penanggulangan Kanker di Indonesia. Komitmen itu dilakukan bersama Komite Penanggulangan Kanker Nasional (KPKN) dan Yayasan Kanker Indonesia. Serta peluncuran website "kanker.kemkes.go.id" .
Menkes menyebutkan, terjadinya penyakit kanker terkait dengan berbagai faktor risiko. Diantaranya, kebiasaan merokok baik aktif maupun pasif, minum alkohol, kegemukan, pola makan yang tidak sehat, perempuan yang tidak menyusui dan perempuan yang melahirkan diatas usia 35 tahun.
Permasalahan kanker di Indonesia cukup besar. Setiap tahun diperkirakan ada 12 juta orang di dunia menderita kanker dan 7,6 juta diantaranya meninggal dunia.
"Diperkirakan pada 2030 kejadian itu mencapai 26 juta orang dan 17 juta orang diantaranya meninggal dunia. Peningkatan lebih cepat di negara miskin dan berkembang seperti di Indonesia," ujarnya.
Mengutip laporan Global Burden Cancer 2012, diperkirakan insiden kanker di Indonesia sebesar 134 per 100 ribu penduduk. Estimasi itu tidak jauh berbeda dengan hasil Riskesdas 2013 yang menyebutkan prevalensi kanker di Indonesia sebesar 1,4 per 1000 penduduk.
"Meningkatnya mortalitas dan morbiditas penyakit tidak menular, termasuk kanker membawa tantangan berupa pembiayaan yang besar," ujar Menkes.
Laporan Jamkesmas menunjukkan, pada 2012 pengobatan kanker menempati urutan ke-2 setelah hemodialisa yaitu mencapai 144,7 miliar.
Sedangkan data BPJS Kesehatan pada periode Januari-Juni 2014 dilaporkan pengobatan kanker untuk rawat jalan menempati urutan ke-2 dengan jumlah kasus 88.106 dan pembiayaan sebesar Rp 124,7 miliar.
"Untuk rawat inap menempati urutan ke-5 dengan jumlah kasus 56.033 dan pembiayaan sebesar Rp 313,1 miliar," katanya. (TW)
{jcomments on}