Pemerintah antisipasi penyebaran MERS

Pemerintah Indonesia mengaku sudah melakukan berbagai upaya untuk mencegah penyebaran virus MERS.

Sementara itu WHO khawatir dengan peningkatan jumlah kasus baru di Arab Saudi.

Kementerian Kesehatan menyatakan belum menemukan penyakit yang disebabkan virus MERS di Indonesia, meski demikian, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan P2PL Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga mengatakan antisipasi pencegahan dilakukan dengan memeriksa WNI yang menderita demam dan batuk sepulang dari Arab Saudi.

Kementerian Kesehatan juga telah memeriksa Jemaah haji dan umroh yang memiliki gejala demam dan batuk, sejak virus MERS merebak dua tahun lalu, dan hasilnya negatif.

'Karena baru-baru ini baru ada kasus baru di Malaysia, maka saya membuat surat edaran lagi ke kantor kesehatan pelabuhan dan rumah sakit rujukan untuk mewaspadai hal ini, dan ketiga adalah kesiapan diagnostik dan pengobatan kalau diperlukan," jelas Tjandra.

"Untuk diagnostik laboratorium kita sudah bisa memeriksa, beberapa kecurigaan dan hasilnya negatif, kita menggunakan rumah sakit rujukan flu burung, karena dilengkapi alat-alat," tambah dia.

Kementerian kesehatan juga mengaku telah mengeluarkan surat edaran kepada seluruh Dinas Kesehatan dan Kantor Kesehatan Pelabuhan untuk memeriksa penumpang dari Arab saudi dengan gejala demam dan batuk.

Surat edaran

Surat edaran juga disampaikan kepada asosiasi travel umroh dan haji, sebab ratusan ribu orang Indonesia menunaikan ibadah Umroh setiap tahunnya.

Himpunan Penyelenggara Umroh dan Haji HIMPUH mengaku melakukan antisipasi dengan mengingatkan jemaah Umroh agar menjaga daya tahan tubuh dan vaksinasi. Seperti disampaikan oleh Sekjen HIMPUH Muharom Ahmad.

"Yang paling utama adalah bagaimapa memperkuat daya tahan tubuh, karena virus itu menyerang orang yang dalam keadaan yang drop, selebihnya tidak jauh berbeda dengan pemerintah lakukan dengan mewajibkan vaksinasi meningitis dan menganjurkan vaksinasi influenza," jelas Moharom.

"Namun kami menghimbau kepada khususnya tour and travel terutama yang ada didaerah yang seringkali mengabaikan hal-hal seperti ini hendaknya supaya lebih mempersiapkan jamaahnya ya," tambah Muharom.

Tetapi, salah seorang jemaah yang baru pulang umroh, Eko Hendrawan mengatakan tak diberi bekal informasi tentang virus Mers sebelum berangkat ke tanah suci.

"Tidak ada informasi dari travel ataupun dari teman-teman tentang penyebaran virus MERS ini, jemaah kita tidak dibekali informasi soal ini jadi tak ada antisipasi buat kita ya," kata Eko.

Di Arab Saudi virus Mers menjangkiti lebih dari 260 orang, dan di Asia Tenggara seorang warga Malaysia meninggal akibat virus tersebut, pada pekan lalu.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Klik khawatir meningkatnya penderita gangguan virus pernafasan parah atau MERS.

Menteri kesehatan Arab Saudi Abdullah al-RabiahKlik dipecat karena dianggap bertanggung jawab atas peningkatan penyebaran virus MERS.

Pekan lalu saja, ada 50 kasus baru yang muncul di Arab Saudi. Peningkatan jumlah kasus juga terjadi di Uni Emirat Arab.

sumber: www.bbc.co.uk