FKUI: Beberapa wilayah Indonesia alami kejadian kesehatan luar biasa
Beberapa tahun terakhir, beberapa wilayah di Indonesia ada Kejadian Luar Biasa (KLB) dalam hal kesehatan. Di antaranya KLB difteri di Padang dan Bandung (Januari 2015), KLB campak di Kabupaten Aru, Maluku (2014), KLB difteri di Jawa Timur (2011), dan KLB campak di Bandung, Garut, Tasikmalya, Cianjur, serta Bogor (2011).
Terkait fenomena itu, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menggelar acara temu media tentang "Perkembangan Program Imunisasi di Indonesia" oleh CRID-TROPHID (Center for Research and Integrated Development of Tropical Health and Infectious Diseases) UI. Dilangsungkan di Ruang Kuliah Parasitologi, Departemen Parasitologi FKUI kampus Salemba, Jakarta Pusat, Rabu siang (4/3/15).
Adanya kejadian luar biasa itu, menurut dr. Kartiwa Hadi Nuryanto, SpOG(K), Koordinator Humas dan IRO Fakultas Kedokteran UI, padahal penyakit-penyakit seperti TB, Hepatitis B, Difteri, Pertusis, Polio, Tetanus, dan Campak termasuk ke dalam vaccine-preventable diseases, yaitu penyakit yang dapat dicegah dengan pemberian vaksinasi.
Data tersebut menunjukkan bahwa cakupan imunisasi disinyalir menurun. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI sejak lama mewajibkan pemberian imunisasi dasar untuk pencegahan penyakit tersebut pada anak.
"Melihat kenyataan ini, diperlukan evaluasi program imunisasi yang menyeluruh oleh semua pihak terkait. Sejalan dengan hal tersebut, masyarakat pun perlu diberi edukasi secara terus-menerus tentang pentingnya imunisasi dan hal-hal yang harus dilakukan," demikian dijelaskan dalam undangan elekroniknya yang disampaikan Kepala Kantor Komunikasi UI Rifelly Dewi Astuti, SE, MM kepada LICOM, Selasa (3/3/15).
Tak hanya itu, dia menjelaskan, maraknya propaganda mengenai kehalalan bahan vaksin membuat sebagian masyarakat menolak memberikan vaksinasi bagi anaknya. Hal ini diduga menjadi penyebab lainnya dari penurunan cakupan imunisasi di Indonesia. Diperlukan klarifikasi yang jelas, baik dari produsen maupun dari Majelis Ulama Indonesia, sebagai lembaga sertifikasi halal di Indonesia mengenai isu ini.
Tidak seperti imunisasi pada anak, pemberian imunisasi pada dewasa hingga saat ini masih belum mendapat perhatian yang semestinya baik dari penyedia pelayanan kesehatan maupun masyarakat.
"Padahal pemberian imunisasi pada dewasa seperti vaksin HPV dan vaksin Hepatitis B, memberikan manfaat yang besar dalam menurunkan angka kematian serta rantai penularan. Untuk itu, edukasi, sosialisasi dan promosi imunisasi dewasa perlu terus dilakukan."
Acara temu media ini menghadirkan pembicara sebagai berikut:
- "Beban Penyakit pada Anak yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi di Indonesia" oleh Prof. Dr. dr. Sri Rezeki S. Hadinegoro, SpA(K) (Staf Pengajar FKUI, Anggota Satgas Imunisasi IDAI, dan ketua ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization))
- "Beban Penyakit pada Dewasa yang Dapat Dicegah oleh Imunisasi di Indonesia" oleh Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD-KAI (Staf pengajar FKUI, anggota Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI)
- "Cakupan Program Imunisasi di Indonesia" oleh Ditjen PP & PL, Kementerian Kesehatan RI
- "Perkembangan Produksi Vaksin di Indonesia" oleh Prof. dr. Amin Soebandrio, PhD, SpMK(K) (Ketua Lembaga Eijkman)
- "Pandangan Agama Islam tentang Imunisasi" oleh Dr. H.M. Hamdan Rasyid, MA (Majelis Ulama Indonesia) @licom_09
sumber: http://www.lensaindonesia.com/