Diagnosis Penyakit Makin Cepat dan Tepat Berkat Teleradiologi

Dunia kedokteran semakin maju saja. Berkat Teleradiologi, alat yang dikembangkan VRad (perusahaan telemedicine dari Amerika Serikat), proses diagnosis suatu penyakit dapat diketahui secara akurat dalam waktu kurang dari 1 jam.

"Diagnosis akurat dan cepat sangat diperlukan untuk memastikan pengobatan yang efektif dan segera," kata dr Ivan Rizal Sini dari Rumah Sakit Bunda Jakarta dalam diskusi tentang teknologi Teleradiologi, di Jakarta, Rabu (18/3).

Ivan mencontohkan benjolan yang ada di paru. Belum jelas apakah itu termasuk tumor jinak atau kanker, karena jika dilihat melalui foto rontgen terlihat sangat mirip.

"Lewat teleradiologi, hasil pencitraan atau imaging baik melalui rontgen, computerized tomography (CT) Scan atau MRI (magnetic resonance imaging) bisa diketahui dengan cepat, apakah benjolan tersebut tumor jinak atau kanker," katanya.

Kepastian soal penyakit menjadi penting, lanjut dr Ivan Rizal Sini, karena penanganan dua penyakit itu beda. Jika data sudah memastikan bahwa benjolan tersebut adalah tumor jinak, maka akan dilakukan standar penanganan untuk tumor.

"Salah satu faktor ketidakberhasilan terapi atau terjadinya malpraktik akibat salah diagnosis. Itu karena ada banyaj penyakit yang kondisi maupun gejala-nya terlihat mirip satu sama lain. Untuk itu, kami menilai perlunya teleradiologi bagian dari fasilitas rumah sakit bunda," ujarnya.

Dr Ivan mengakui, pemanfaatan teknologi diagnostik pencitraan seperti teleradiologi ini mempengaruhi biaya pasien. Namun, jika melihat tingkat kecepatan dan keakuratan diagnosis, maka tambahan biaya dalam teleradiologi menjadi terbayarkan.

"Biaya teleradiologi ini sekitar 70-100 dolar Amerika per tindakan. Jika pengobatan menjadi efektif, maka pasien justru lebih hemat karena tidak harus bolak balik ke rumah sakit akibat salah diagnostik," ujarnya.

Ditanyakan apakah teleradiologi ini wajib dilakukan pada seluruh pasien, dr Ivan mengatakan, hanya pada penyakit tertentu saja yang membutuhkan kejelasan.

"Sesuai kebutuhan saja. Jika dokter merasa butuh kejelasan atas kondisi suatu penyakit, baru dilakukan teleradiologi. Itupun kalo pasien mau," ujarnya.

Dr Ivan mengemukakan teleradiologi sebenarnya bukan hal baru di Indonesia. Namun, teknologi teleradiologi yang dikembangkan VRad mampu mendignosa penyakit lebih cepat dan akurat. Untuk stroke, hasilnya diketahui dalam 20 menit, sedangkan trauma dalam tubuh sekitar 12 menit. (TW)

{jcomments on}