Dokter: Indonesia Tercatat sebagai Negara Nomor 5 Terpendek di Dunia
Saat ini, pertumbuhan anak yang mengalami stunting (pendek karena gizi buruk) di Indonesia semakin meningkat. Pada 2007, World Health Organization (WHO) mencatat, 36,8 persen anak Indonesia mengalami stunting, kemudian pada 2010, 35,9 persen dan pada 2013, angkanya malah melesat jadi 37,2 persen.
"Padahal, batas yang ditentukan WHO untuk anak stunting di satu negara adalah 5 persen. Kalau lebih, berarti pelayanan kesehatannya tidak bagus. Kita bahkan tercatat sebagai negara nomor 5 terpendek di dunia," ujar dokter spesialis anak, konsultan nutrisi, dan penyakit metabolik Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), Dr dr Damayanti R Sjarif, Sp.A(K), pada jumpa pers Tetra Pak di Jakarta, Kamis (2/7).
Menurutnya, pencegahan stunting sebenarnya sederhana, yakni dengan mengonsumsi protein berkualitas tinggi (mengandung asam amino esensial lengkap). Saat anak mulai mengonsumsi Makanan Pendukung Air Susu Ibu (MP-ASI), yakni pada usia enam bulan, sebaiknya banyak mengonsumsi protein, zat besi, zinc dan kalsium untuk pertumbuhannya. Sedangkan untuk pertumbuhan linear (tinggi badan), nutrisi yang sangat berperan adalah nitrogen, asam amino esensial, potasium dan zinc.
"Kadar konsumsi protein berpengaruh pada pertambahan tinggi dan berat badan pada anak berusia di atas enam bulan. Pada penelitian yang saya lakukan pada 2014 di Jakarta terhadap 300 batita (1-3 tahun), ditemukan anak yang mendapat protein 15 persen dari total asupan kalori memiliki badan yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang hanya mendapat protein 7,5 persen dari total asupan kalori," terangnya.
Selain itu, dilanjutkannya, banyak penelitian membuktikan, pemberian protein dari hewan membantu pertumbuhan linear. Protein hewani mengandung asam amino esensial yang lengkap. Contohnya susu sapi, telur ayam, daging ikan kembung, daging ayam (dada), dan daging sapi cincang.
"Namun, pada awal mengenalkan rasa kepada anak, tetap harus dikenalkan pada banyak rasa makanan. Tapi, agar pertumbuhan linearnya maksimal, coba difokuskan pada protein hewani, yakni memberikan 13 gram protein berkualitas tinggi per harinya," tandas Damayanti.
Dijabarkannya, pada 28 gram daging ayam (dada) mengandung 136 protein berkualitas, pada 50 gram telur ayam mengandung 132 protein berkualitas, 28 gram daging sapi cincang mengandung 136 protein berkualitas, pada 28 gram daging ikan kembung, terdapat 148 protein berkualitas dan pada 250 ml susu sapi terdapat 136 protein berkualitas.
sumber: http://www.beritasatu.com/