Batasi Aktivitas Luar Rumah bagi Anak dan Lansia

Bencana asap kebakaran lahan yang menimpa sebagian wilayah Kalimantan dan Sumatera berisiko menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan. Untuk itu, penting bagi lansia dan anak-anak untuk membatasi kegiatan di luar rumah.

"Apalagi jika indeks standar pencemaran udara (ISPU) sudah di level diatas 100 yang berarti udara sudah tak sehat. Lebih baik jangan keluar rumah dan tetap menggunakan masker," kata Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto, di Jakarta, Selasa (8/9).

Selain itu, Achmad Yurianto mengingatkan pada masyarakat yang terkena gangguan asap agar mengkonsumsi makanan yang bergizi dengan memperbanyak makan buah dan sayuran. Karena bahaya kesehtan bisa dikurangi jika tubuh dalam kondisi sehat dan prima.

"Bahaya asap akan lebih berdampak pada anak-anak dan lansia yang kondisi daya tahan tubuhnya tidak optimal. Jika memungkinkan untuk membawa mereka keluar dari lingkungan berasap. Jika tidak, tetaplah mereka berada di dalam rumah," katanya.

Hal senada dikemukakan Direktur Penyehatan Lingkungan Kemenkes, Imran Agus Nurali. Ia menyebutkan, ada tiga bahaya kesehatan yang paling rentan dialami masyarakat. Pertama adalah gangguan pernapasan.

Gangguan pernapasan itu bisa berupa Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), pneumonia hingga kekambuhan penyakit bawaan seperti asma dan bronkhitis. Kedua adalah iritasi pada mata. Ini terjadi akibat partikel debu yang masuk ke mukosa mata.

Terakhir, ditambahkan, adalah iritasi pada kulit. Iritasi pada kulit sangat mungkin dialami oleh anak-anak, terutama bayi, karena kulitnya yang masih sensitif.

"Kalau bayi kena asap biasanya iritasi dulu, merah-merah dan gatal. Nanti kalau digaruk, akan menimbulkan luka parut yang lama-lama bisa jadi infeksi," katanya.

Sementara pada lansia, dr Imran berpesan agar mewaspadai penyakit kardiovaskular. Lansia yang sudah memiliki riwayat penyakit jantung atau pernah mengalami serangan jantung sebaiknya membatasi aktivitas fisik agar tidak semakin parah.

"Karena kalau aktivitas fisik di luar rumah, kena asap mengandung gas karbon yang jika masuk ke tubuh akan mengikat oksigen dalam darah. Akibatnya otak dan organ tubuh akan kekurangan oksigen dan membuat kerja jantung lebih berat," ucapnya menegaskan.

Ditambahkan, Kementerian Kesehatan telah mengirim sekitar 65 ribu masker ke Dinas Kesehatan Provinsi Riau. Selain menurunkan tim untuk memantau perkembangan permasalahan kesehatan yang terjadi di wilayah berasap.

"Jika ada masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan, jangan ragu untuk berobat. Karena layanan kesehatan terkait dengan dampak asap ini ditanggung pemerintah," kata Imran menandaskan. (TW)

{jcomments on}