ASI Eksklusif Mampu Cegah Bayi Terjangkit Hepatitis C
Direktur Bina Kesehatan Anak, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Jane Soepardi mengajak para ibu untuk memberi Air Susu Ibu (ASI) eksklusif selama 6 bulan kepada bayinya. Karena ASI memiliki banyak keunggulan dibandingkan susu formula. Salah satunya, mencegah bayi terkena hepatitis C.
"Hepatitis C ini tergolong unik, karena hingga kini belum ada obat maupun vaksinnya. Tapi dalam ASI ada zat yang bisa membunuh virus hepatitis C. Jika tak diobati, hepatitis C bisa menimbulkan sirosis atau kanker hati," kata dr Jane Soepardi dalam peringatan Pekan ASI Sedunia (PAS) 2015, di Jakarta, Senin (14/9).
ASI, ditegaskan Jane, sebenarnya adalah hak anak, yang dijamin dalam Undang-Undang. Orangtua yang tidak memberi ASI, bisa dikatakan melanggar hak anak. Di negara yang maju, pelanggaran itu ada sanksinya, baik berupa pidana maupun perdata.
"Namun sayangnya, Indonesia belum menerapkan sanksi kepada ibu yang tidak memberi ASI kepada anaknya. Jika ada, ak baayak ibu yang diperkarakan. Karena cakupan ASI di Indonesia masih sangat kecil," ucapnya.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 disebutkan, angka cakupan ASI di Indonesia hanya 42 persen. Angka itu jelas di bawah target badan kesehatan dunia WHO yang mengharuskan cakupan ASI minimal 50 persen.
"Padahal, ASI memastikan kecukupan nutrisi pada anak untuk tumbuh kembang, sekaligus memperkuat sistem imun tubuhnya," ucap Jane yang didampingi Direktur Bina Kesehatan Kerja, Kemenkes Muchataruddin Mansyur dan Direktur Bina Gizi Kemenkes, Doddy Izwardi.
Rendahnya cakupan ASI di Indonesia, menurut Jane Soepardi, akibat minimnya pengetahuan ibu seputar ASI. Dampaknya, ibu kurang berusaha maksimal. Ibu lebih memilih susu formula yang lebih praktis, ketimbang repot memerah atau menyusui anaknya.
Manfaat ASI, lanjut Jane, sebetulnya tak hanya semata meningkatkan IQ dan daya tahan tubuh. Pemberian ASI menentukan ikatan antar anak dengan orangtua dan keluarga seutuhnya. Ibu yang rutin menyusui, perlahan akan memahami sifat dan karakter anak.
"Ibu bahkan mengetahui arti tangisan, porsi minum, hingga kapan anak bisa diajak bermain," ujarnya.
Hal itu, menurut Jane, tentu berperan dalam pertumbuhan anak menjadi remaja. Anak yang dekat dengan keluarga, relatif sanggup meminimalisasi paparan buruk lingkungan sekitar. "Sehingga anak bisa tumbuh dewasa dengan sifat dan karakter positif," ucap Jane.
Pada kesempatan itu juga diumumkan para pemenang lomba balita sehat tingkat nasional.(TW)
{jcomments on}