Wapres: Perbanyak Upaya Promotif dan Preventif
Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta Kementerian Kesehatan untuk memperbanyak upaya promotif dan preventif. Karena seberapa pun besar uang digelontorkan untuk kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif, hal itu tak akan pernah cukup.
"Mari kita giatkan lagi kegiatan yang bersifat promotif dan preventif seperti Jumat bersih, senam kesehatan jasmani, senam poco-poco, kerja bakti lingkungan. Ini adalah hal sederhana yang bisa membuat kita hidup sehat," kata Jusuf Kalla saat rapat kerja dengan jajaran Kementerian Kesehatan, Jakarta, Rabu (21/10).
Wapres mencontohkan, kasus tahunan saat terjadi perpindahan dari musim kemarau ke musim hujan. Pada masa transisi itu, kasus penyakit demam berdarah dengue meningkat tajam. Begitupun pada kebutuhan darah untuk transfusi.
"Mulai dari sekarang kita lakukan bersih-bersih. Karena kasus DBD bisa ditekan jika lingkungan bersih, air selokan mengalir dan tidak ada genangan air," ucap JK yang pada kesempatan itu didampingi Menteri Kesehatan (Menkes), Nila FA Moeloek dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Sofyan Djalil.
Wapres juga meminta pada kepala daerah untuk tidak menjadikan pengobatan gratis sebagai materi kampanye. Sebab kampanye pengobatan gratis jelas tidak mendidik.
"Pola berpikir masyarakat akan tidak terfokus pada sakit gratis. Jadi tidak apa-apa jatuh sakit karena toh tidak perlu keluar biaya untuk berobat," ujarnya.
Karena itu, wapres menilai lebih baik masyarakat sehat tetapi produktif dan bisa menghasilkan uang. Daripada sakit meski pengobatannya gratis.
Sementara itu Menkes Nila mengatakan, perubahan pola berpikir tidak hanya pada masyarakat tetapi juga dokter dan para medisnya. Sehingga mereka mulai memikirkan kegiatan yang bersifat promotif dan preventif, tak hanya berkutat dikuratif. (TW)
{jcomments on}