PIN Polio Digelar Serentak pada 8-15 Maret

Kementerian Kesehatan (Kemkes) akan menggelar Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio secara serentak diseluruh Indonesia, kecuali DI Yogyakarta, pada 8-15 Maret 2016. Diharapkan sedikitnya 95 persen anak usia 0-59 bulan terlindungi kesehatannya dari virus polio.

"DI Yogyakarta tidak ikut dalam PIN Polio 2016 karena sejak 2 tahun lalu sudah menerapkan pemberian vaksin polio suntik secara rutin pada anak usia 0-59 bulan di wilayah tersebut," kata Menteri Kesehatan (Menkes) Nila FA Moeloek dalam penjelasan pada wartawan, di Jakarta, Jumat (4/3).

Hadir dalam kesempatan itu, Sekjen Kemkes, Untung Suseno Sutardjo, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (PLP), M Subuh dan Ketua Satgas Imunisasi, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Cissy B Kartasasmita dan Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, Asrorun Niam Sholeh.

Secara bertahap, vaksin polio oral yang biasa diberikan dalam pelaksanaan PIN akan digantikan model injeksi. Karena ternyata vaksin polio oral memiliki efek samping. virus polio yang dilumpuh dalam vaksin, terbawa melalui tinja (feses) lalu sehingga berpeluang menularkan pada anak lain.

Nila menjelaskan, Indonesia sebenarnya telah mendapat sertifikat bebas polio dari organisasi kesehatan dunia WHO pada 2014 lalu. Namun, risiko terjadinya penularan masih tinggi mengingat virus polio liar masih bersikulasi di dunia.

"Saat ini masih ada 2 negara yang dinyatakan belum bebas dari polio, yaitu Pakistan dan Afghanistan. Karena itu, perlu digelar PIN untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak Indonesia terhadap virus polio liar yang mungkin "diimpor" dari negara lain," katanya.

Dijelaskan, penularan virus polio yang berasal dari luar negeri (importasi) pernah terjadi di Indonesia pada 2005. Padahal sudah 10 tahun Indonesia tidak memiliki kasus polio.

"Kejadian itu bermula dr kasus di Sukabumi pada Januari 2005. Lalu kasusnya merembet ke Jawa dan Sumatera dengan total anak yang tertular mencapai 305 anak," tutur Menkes.

Ditambahkan, virus polio import itu diduga berasal dari Nigeria yang menyebar melalui Timur Tengah. Penularan itu bisa terjadi karena ada sejumlah anak yang belum mendapat imunisasi polio sama sekali, lantaran orangtuanya enggan membawa anaknya ke layanan kesehatan guna mendapatkan imunisasi.

"Penularan virus terjadi cepat pada daerah-daerah kantong yang cakupan imunisasi polionya rendah selama beberapa tahun," ujarnya.

Dijelaskan, penyakit polio disebabkan oleh virus yang menyerang saraf otot hingga pernasapan. Rata-rata penderita polio tidak langsung meninggal dunia, melainkan mereka menderita lumpuh layu.

"Semua anak-anak yang sehat umur 0-59 bulan sekarang, harus diberi polio, tanpa terkecuali. Targetnya lebih dari 23 juta anak Indonesia, melakukan imunisasi polio, " ucap Menkes.

Pada kesempatan sama, Direktur Jenderal Pencegahan Pengendalian Penyakit, Kemkes M Subuh mengatakan, pihaknya telah menjamin segala kesiapan logistik PIN Polio 2016 bisa dilakukan secara serentak. Vaksin tersebut sudah sudah disebar hingga ke pulau terpencil dan kawasan perbatasan.

"Masalah logistik dan capacity building, kita pastikan pada H-7 logistik sudah berada di Puskesmas. Kita harapkan pada H-2 dan H-1 sudah ada di pos PIN Polio. Di seluruh Indonesia ada lebih dari 300 ribu pos," ujarnya.

Untuk Provinsi Bali, lanjut Subuh, terjadi pengunduran waktu pelaksanaan menjadi 15-22 Maret 2016. (TW)