Digelar Serentak, 62 Ribu Lulusan Prodi Kesehatan Ikut Uji Kompetensi
Sekitar 62 ribu mahasiswa dan lulusan program pendidikan kesehatan, seperti bidan, perawat dan profesi ners mengikuti uji kompetensi yang digelar secara nasional mulai 2 April hingga 16 April mendatang.
"Setelah profesi Ners dan lulusan prodi kebidanan, pada 16 April mendatang digelar uji kompetensi bagi lulusan prodi keperawatan," kata Direktur Penjaminan Mutu, Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa), Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti), Aris Junaidi seperti dalam siaran persnya.
Disela kunjungannya dalam pelaksanaan uji kompetensi lulusan prodi kebidanan, di Politeknik Kesehatan Makassar, Sabtu (9/4) lalu, Aris menuturkan, tempat pelaksanana kompetensi dibagi dalam 4 region yaitu untuk wilayah Sumatera di kota Medan, wilayah Jawa di Jakarta, wilayah Indonesia tengah di kota Surabaya dan wilayah Indonesia timur di kota Makassar.
Ditambahkan, uji kompetensi bagi tenaga kesehatan dilakukan secara nasional guna
mengukur pengetahuan, keterampilan, dan perilaku peserta didik guna meningkatkan mutu lulusan perguruan tinggi bidang Kesehatan. Sehingga diperoleh data kualitas tenaga kesehatan secara keseluruhan.
" Diharapkan, tenaga kesehatan kita seperti bidan, perawat dan profesi ners yang dibutuhkan baik di dalam maupun luar negeri dapat lebih mudah mendapat kesetaraan. Mereka juga mendapat pengakuan, jika ingin kerja di luar negeri," ujarnya.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada itu menegaskan, pelaksanaan uji kompetensi juga merupakan amanat Undang Undang (UU) No 36/2014 tentang Tenaga Kesehatan dan UU No 38/2014 tentang Keperawatan.
"Di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), standarisasi registrasi dan izin praktik bagi tenaga kesehatan sangat penting untuk melindungi serbuan tenaga kesehatan asing," ucapnya.
Untuk itu, lanjut Aris Junaidi, pihaknya akan teris melakukan perbaikan dalam penyelenggaraan uji kompetensi mulai dari subtansi ujian, soal, sumberdaya dan sistem kelembagaan penyelengara ujian secara berkesinambungan.
Guna mendapat hasil seperti yang diharapkan, lanjut Aris, Kemristekdikti bekerja sama dengan berbagai elemen seperti orga
nisasi profesi dan asosiasi perguruan tinggi. Upaya itu dilakukan untuk mempercepat peningkatan mutu uji kompetensi nasional.
"Uji kompetensi yang dilakukan secara nasional merupakan salah satu upaya menjamin mutu lulusan, mengarahkan implementasi kurikulum dan dasar proses pembinaan mutu pendidikan bidang kesehatan bagi Kementerian," ujar Aris menegaskan.
Disebutkan, jumlah peserta ujian program studi profesi ners sebanyak 18.315 orang, yang berasal dari 257 institusi pendidikan. Mereka ujian berbasis komputer (CBT) pada 62 CBT centers.
Sedangkan program kebidanan dan keperawatan masih menggunakan metode ujian Paper Based Test (PBT). Karena masih banyak institusi pendidikan yang belum siap dengan komputer.
"Untuk program kebidanan, uji kompetensi diikuti 28.020 peserta dari 554 institusi pendidikan diploma III kebidanan. Dan program diploma III keperawatan diikuti 16.556 peserta dari 416 institusi pendidikan," katanya.
Aris sempat menyayangkan tingkat kelulusan uji kompetensi cenderung masih bersifat fluktuatif. "Karena itu, upaya perbaikan kepada lembaga pendidikan kita terus lakukan," kata Aris Junaidi menandaskan.
Prosentase lulusan terendah untuk ketiga jenis program studi kesehatan itu terjadi pada periode I tahun 2015 yaitu 29,49 persen untuk diploma III keperawatan, 36,03 persen untuk program diploma III kebidanan dan 45,45 persen untuk profesi ners.
"Pada periode II tahun 2015 terjadi kenaikan prosentase kelulusan menjadi 53,61 persen pada program profesi ners, 64,38 persen pada diploma III keperawatan dan 71,78 persen pada diploma III kebidanan," ucapnya.
{jcomments on}