Pemerintah Siapkan Jenjang Karir bagi Pranata Laboratorium Pendidikan
Profesi pranata laboratorium pendidikan (PLP) kini tak bisa dipandang sebelah mata lagi. Pasalnya, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) telah menyiapkan sejumlah skenario agar PLP memiliki jenjang karir yang lebih baik.
Hal itu ditegaskan Dirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (KemenristekDikti), Ali Ghufron Mukti, saat membuka pelatihan bagi PLP di Surabaya, akhir pekan lalu.
Disebutkan sejumlah skenario bagi tenaga PLP yang bisa diraih, antara lain peluang jabatan fungsional bagi PLP ahli, pemberian tunjangan, pendidikan pascasarjana lewat program beasiswa hingga pencantuman nama PLP dalam jurnal ilmiah bersanding dengan peneliti utamanya.
"Pencantuman nama PLP dalam jurnal ilmiah bisa menjadi kredit poin yang baik bagi jenjang karir seorang PLP. Karena keakuratan hasil penelitian menunjukkan kualitas kerja PLP," ucap Ali Ghufron menegaskan.
Bahkan mulai tahun ini, tenaga PLP akan mendapat tunjangan fungsional sebesar Rp950 ribu per bulan. Upaya itu dilakukan untuk meningkatkan fungsi laboratorium di perguruan tinggi negeri (PTN).
"Saat ini tercatat ada 3.162 PLP yang tersebar di PTN seluruh Indonesia," kata mantan Wakil Menteri Kesehatan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu.
Ditambahkan, dengan keahliannya yang mumpuni tersebut, tenaga PLP diharapkan bisa menjadi pendukung layanan pendidikan. Karena penting bagi laboratorium memiliki validitas dan akurasi tinggi agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada itu menambahkan, penerima tunjangan adalah PLP yang sudah menempati jabatan fungsional. Artinya, keahlian PLP sudah melewati tingkat terampil maupun ahli.
"Karena saat ini, keberadaan PLP sudah diperhitungkan dalam penulisan naskah ilmiah. Namanya akan dicantumkan bersamaan dengan peneliti utama. PLP juga mendapat kredit poin atas penelitian tersebut," tutur Ali Ghufron.
Selain itu, lanjut Ali Ghufron, PLP bisa membuat organisasi profesi seperti halnya tenaga dosen. Pembentukan organisasi tersebut penting untuk karir dan membangun jejaring dalam dunia PLP.
"Dengan demikian profesi PLP kini tidak boleh dipandang sebelah mata lagi. Mereka memiliki jenjang karir yang jelas dan kesejahteraan. Hal yang belum pernah terjadi sebelumnya," ucapnya menegaskan.
Untuk meningkatkan kemampuan PLP, lanjut Ali Ghufron, pihaknya akan menggelar secara rutin pelatihan yang dilakukan secara berjenjang mulai dari dasar, terampil dan ahli.
"Nantinya PLP diharapkan memiliki keahlian yang sama di seluruh Indonesia.Tak hanya pada PLP di PTN ternama saja," ujarnya.
Terkait dengan kesiapan sarana dan prasarana laboratorium pendidikan, Ali Ghufron mengatakan, pemerintah mengalokasikan anggaran hingga Rp1,8 triliun untuk pembangunan infrastruktur di perguruan tinggi. Anggaran tersebut termasuk di dalamnya laboratorium pendidikan.
"Peningkatan sarana laboratorium hanya pada program studi yang sesuai. Sehingga fasilitas yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal. Bukan sesuatu yang mubazir," kata Ali Ghufron menandaskan. (TW)