Peristiwa Mina: 8 Bulan Dirawat di Jeddah, Culan Kasim Akhirnya Kembali ke Tanah Air
Culan Kasim binti Kasim (55), jemaah haji Indonesia tahun 2015 korban heat stroke pada peristiwa Mina akhirnya kembali ke Tanah Air, setelah 8 bulan di rawat di rumah sakit di Jeddah, Arab Saudi.
Perempuan asal Sumatera Barat tersebut akan mendapat rawatan lanjutan terlebih dahulu di Rumah Sakit (RS) Fatmawati, Jakarta sebelum di pulang ke kampung halamannya.
Serah terima pasien oleh Kerajaan Arab Saudi yang diwakilkan petugas RS Garda Nasional kepada Menteri Kesehatan (Menkes) Nila FA Moeloek dilakukan di bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Minggu (1/5) siang.
Culan Kasim tampak diturunkan dari pesawat khusus Medevac (Aeromedical Evacuation) yang diterbangkan langsung dari bandara internasional King Abdul Aziz Jeddah, pada Sabtu (30/4) sekitar pukul 7 malam waktu setempat.
Suasana haru terlihat menyelimuti keluarga Culan Kasim saat menerima kedatangan pasien yang berpisah selama 8 bulan. Mereka menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada pemerintah Indonesia dan Kerajaan Saudi Arabia yang telah berupaya memulangkan orangtuanya melalui hubungan diplomatik.
Pemulangan Culan Kasim merupakan bentuk pemulangan istimewa, sebab proses yang dilakukan hanya memakan waktu sekitar 5 minggu. Kejadian itu merupakan yang pertama dalam sejarah dunia perhajian di Indonesia.
Sebelumnya, upaya pemulangan jemaah sakit yang memerlukan fasilitas khusus seperti ventilator telah berulang kali diusahakan Kantor Urusan Haji Indonesia (KUHI) KJRI Jeddah, namun hal itu tak dapat dilakukan mengingat tidak ada maskapai regular yang siap dengan ventilator.
"Hanya Medevac yang menyediakan hal demikian. Selain itu, biaya pemulangan jemaah sakit dengan ventilator juga cukup besar yaitu lebih dari Rp 2 miliar," ujar Menkes.
Pemberangkatan Culan Kadim dari RS Garda Nasional dilepas oleh segenap jajaran pejabat Perwakilan Konsulat Jenderal RI (KJRI) dan KUHI.
Hadir petugas RS Garda Nasional Saudi Arabia, Nikmah Nur Hasan Matasif dan Zuheir Thahir Abdurrahim Jawa, warga negara Arab Saudi keturunan Indonesia itu yang selama ini memonitor dan mendorong pemulangan pasien, Culan Kasim pulang ke Tanah Air.
Sebelumnya, Menkes Nila FA Moeloek sempat menjenguk Culan Kasim saat melakukan kunjungan kerja ke RS Garda Nasional Arab Saudi pada Maret 2016. Dengan itikad baik, Menkes Nila berharap agar pasien dapat dirawat dan berkumpul dengan keluarga di Tanah Air.
Menkes selanjutnya menjajagi kemungkinan melakukan pendekatan dengan pihak Arab Saudi melalui ibu Nimah warga negara Arab Saudi asal Palembang yang bekerja di RS Garda Nasional, untuk membawa Culan Kasim kembali dan dirawat di Indonesia.
"Kami senang karena upaya ini membuahkan hasil. Hingga ibu Culan Kasim hadir saat ini," tutur Menkes.
Pasien dievakuasi dengan menggunakan alat bantu nafas. Saat ini kondisi Cullan Kasim tampak stabil, setelah sebelumnya sempat koma sejak sakit pada September 2015.
Anak dan suami Culan Kasim pada Desember 2015 lalu diundang dan tinggal di kota Jeddah selama satu bulan.
Menkes menjelaskan, heat stroke merupakan salah satu ancaman kesehatan bagi jemaah haji hingga 10 tahun kedepan, sebagai konsekuensi periode haji yang bersamaan dengan musim panas di Arab Saudi.
Untuk itu Menkes mengimbau calon jemaah haji untuk senantiasa menjaga kondisi untuk tetap sehat melalui Pemeriksaan Kesehatan dan Pembinaan Kesehatan.
"Pemeriksaan kesehatan dan tindak lanjutnya paling baik dilakukan setidaknya 9 bulan sebelum keberangkatan ibadah haji," ujar Nila Moeloek.
Selain itu, calon jemaah haji harus memiliki kartu BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan. Selain selalu menjaga perilaku hidup bersih dan sehat.
"Dan tak kalah penting adalah mengikuti tata cara menjaga kesehatan saat ibadah haji dan antisipasi cuaca ekstrim panas. Serta waspadai ancaman penyakit pernafasan seperti MERS-COV," kata Menkes menandaskan. (TW)
{jcomments on}