Kemkes Gelar "Bulan Pengukuran Tekanan Darah"
Memperingati Hari Hipertensi Sedunia, Kementerian Kesehatan (Kemkes) menggelar Bulan Pengukuran Tekanan Darah mulai 17 Mei hingga 17 Juni 2016 di seluruh Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) atau Puskesmas di seluruh Indonesia.
"Melalui kegiatan ini diharapkan makin banyak orang di Indonesia yang menyadari bahaya dari hipertensi yang tidak terkontrol," kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemkes, Mohamad Subuh di Jakarta, Senin (16/5).
Subuh pada kesempatan itu didampingi Direktur Penyakit Tidak Menular, Ditjen P3 Kemkes, Lily Sulistyowati.
Subuh mengutip data Sample Registration System (SRS) Indonesia 2014 yang menyebutkan kasus hipertensi dengan komplikasi mencapai 5,3 persen dan menjadi penyebab kematian nomor 5 pada semua umur.
"Hipertensi yang tak mendapat penanganan yang baik menyebabkan komplikasi seperti stroke, penyakit jantung koroner, diabetes, gagal ginjal dan kebutaan. Tertinggi pada stroke (51 persen), sedangkan jantung koroner sebesar 45 persen," tuturnya.
Di tingkat dunia, lanjut Subuh, data WHO 2011 menunjukkan 1 miliar orang di dunia menderita hipertensi. Dari jumlah itu, 2/3 diantaranya ada di negara berkembang yang berpenghasilan rendah dan sedang.
"Prevalensi hipertensi di dunia terus meningkat tajam. Diprediksikan pada 2025 ada 29 persen orang dewasa di seluruh dunia terkena hipertensi. Delapan juta orang meninggal setiap tahunnya karena hipertenau, dan sebanyak 1,5 juta ada di Asia Tenggara," kata Subuh.
Padahal, Subuh menambahkan, penyakit hipertensi bisa dikendalikan lewat perilaku CERDIK yang merupakan akronim dari Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang dan Kelola stress.
"Sosialisasi CERDIK ini akan kami lakukan terus agar muncul kesadaran diri di masyarakat tentang bahaya hipertensi. Caranya dengan memeriksakan diri periksa tekanan darah secara rutin minimal sebanyak 1 kali satu bulan," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Subuh mengingatkan masyarakat agar tidak mengonsumsi kopi dan teh secara berlebihan. Karena kopi dan teh memiliki kafein yang berpotensi meningkatkan tekanan darah kita.
"Kopi sering disebut sebagai sumber kafein. Namun sebenarnya beberapa jenis teh memiliki kafein yang lebih tinggi dari pada kopi," ujar Subuh. (TW)
{jcomments on}