BPJS Kesehatan: Ajak Siswa Terapkan Budaya Hidup Sehat
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menggandeng Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) canangkan budaya hidup sehat di kalangan siswa lewat program "BPJS Kesehatan Goes to School".
"Target sasaran program ini siswa sekolah menengah pertama (SMP) karena dianggap sudah bisa mengerti dan bisa diajak untuk bergaya hidup sehat," kata Dirut BPJS Kesehatan, Fachmi Idris saat penancangan BPJS Kesehatan di Soreang, Kabupaten Bandung, Selasa (19/7).
Hadir dalam kesempatan itu, Mendikbud Anies Baswedan dan Bupati Bandung, Dadang M Naser.
Fachmi menambahkan, pihaknya membuat program tersebut dengan harapan dapat meningkatkan kesadaran tentang budaya sehat dan gotong royong di kalangan muda. Sehingga mereka bisa tetap sehat saat memasuki usia tua.
"Kegiatan menyasar siswa SMP karena periode usia remaja itu merupakan masa paling rentan dan memiliki risiko yang cukup besar terpengaruh lingkungannya," ujar Fachmi Idris.
Apalagi saat ini, lanjut Fachmi, proyeksi 2010-2035 menunjukkan adanya bonus demografi di Indonesia. Bagaimana caranya agar mereka tetap produktif di usia tua, yaitu promosi gaya hidup sehat dan budaya gotong royong sejak usia belia.
"Usia 10-19 tahun meruoajan kategori usia terbanyak dari total jumlah penduduk Indonesia," katanya.
Ditambahkan, program tersebut akan dikembangkan secara serentak di 13 wilayah kerja di masing-masing Divisi Regional BPJS Kesehatan.
"Tim dari BPJS Kesehatan dan Kemdikbud akan turun ke SMP yang ada di wilayah kerja masing-masing. Program ini tak hanya menyentuh siswa, tetapi juga guru-gurunya," katanya.
Fachmi menilai informasi seputar gaya hidup sehat sangat penting, sebab pada 2015 tercatat ada sebanyak Rp16.9 triliun atau 29.67 persen dana jaminan kesehatan terserap untuk membiayai penyakit katastropik seperti penyakit jantung, gagal ginjal, kanker, stroke, dan sebagainya.
"Penyakit katastropik terjadi karena berbagai kebiasaan perilaku hidup tidak sehat seperti merokok, makanan tak sehat, kurang olahraga, dan sebagainya. Jika dibiarkan, hal itu dapat berdampak kurang baik bagi kualitas kesehatan penduduk Indonesia maupun keberlangsungan program JKN-KIS," ucap Fachmi menegaskan.
Ditambahkan, selain edukasi tentang pola hidup sehat, kegiatan "BPJS Kesehatan Goes to School" juga diharapkan dapat membentuk serta meningkatkan rasa kepedulian, kerelaan membantu sesama, dan gotong royong dalam diri para pelajar, terutama dalam hal pelaksanaan program jaminan kesehatan di Indonesia.
"Para siswa perlu diberi informasi seputar budaya gotong royong dalam pelaksanaan BPJS Kesehatan. Bagaimana program JKN-KIS dapat berjalan dengan baik lewat budaya gotong royong," katanya.
Karena itu, Fachmi menegaskan, peran generasi muda dalam mengawal keberlangsungan program JKN-KIS di Indonesia sangatlah besar. Diharapkan dengan menanamkan rasa kepedulian dan gotong royong pada siswa sejak dini akan membantu pemerintah mewujudkan Indonesia yang lebih sehat. (TW)
{jcomments on}