519 Anak Jadi Korban Vaksin Palsu
Pemerintah mencatat hingga saat ini tercatat ada 519 anak yang me njadi korban palsu. Angka itu kemungkinan akan bertambah, mengingat proses pendataan masih terus berlanjut.
"Kami minta orangtua untuk pro aktif melaporkan diri ke dinas kesehatan setempat agar anaknya bisa diberi vaksin ulang," kata Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani usai rapat koordinasi tingkat menteri terkait vaksin palsu di Jakarta, Selasa (26/7).
Puan mengatakan, vaksin palsu diketahui ada di 5 provinsi di Indonesia, yaitu DKI Jakarta, Serang, Banten, Pekanbaru, Riau, Palembang, Sumatera Selatan dan Bengkulu.
"Bareskrim Mabes Polri akan terus mengusut apakah masih ada daerah lain yang menjadi korban peredaran vaksin palsu tersebut," ujarnya.
Saat ini, lanjut Puan, sudah ada 23 orang yang ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak kepolisian, mulaindari produsen, dokter, distributor, pencetak label, dokter, dan pengepul botol.
Puan berharap kepolisian menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya dalam menyelidiki kasus tersebut, tanpa harus disertai dengan kegaduhan yang membuat warga masyarakat tidak tenang.
Menko PMK mengemukakan, pihaknya saat ini sudah minta keterangan dari produsen vaksin Biofarma, apoteker, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dan semua stakeholder yang terkait guna membahas langkah-langkah penanggulangan dan pencegahan di masa depan.
Langkah yang dimaksud, Puan menyebutkan, antara lain perbaikan undang-undang yang ada jika hal itu diperlukan. Sehingga tak ada lagi kejadian serupa di masa depan.
"Kami sudah minta Polri untuk mengambil berbagai langkah menghadapi gejolak yang terjadi di tengah masyarakat, serta upaya hukum lain untuk menjerat pelaku," kata Puan menegaskan.
Untuk itu, Menko PMK Puan Maharani telah meminta para pihak untuk membentuk suatu sistem manajemen krisis yang melibatkan pemerintah pusat dan daerah. (TW)