Pemerintah Tingkatkan Kewaspadaan di Bandara dan Pelabuhan
Kementerian Kesehatan meningkatkan kewaspadaan di pintu-pintu masuk bandara dan pelabuhan, seiring dengan makin merebaknya kasus zika di Singapura. Mengingat lalu lintas orang dari Singapura ke Indonesia atau sebaliknya, terbilang sangat tinggi setiap harinya.
"Kami terus berkomunikasi dengan otoritas kesehatan di Singapura untuk memantau penyebaran virus dan upaya pencegahan selanjutnya," kata Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan, Muhammad Subuh di Jakarta, Rabu (31/8).
Dilaporkan, jumlah orang yang terkena virus zika di Singapura hingga Rabu (31/8) pagi sebanyak 81 orang. Dari jumlah itu, belum ada warga Indonesia yang terinfeksi virus zika. "Belum ada laporan orang Indonesia di Singapura yang terkena virus zika," ujar Subuh.
Perkembangan kasus zika di Singapuran yang begitu cepat, diakui Subuh, diluar perkiraan banyak pihak. Bahkan, situasinya saat ini akan menjadi semacam outbreak atau wabah.
"Sejak Minggu (28/8), Kemkes sudah mengetatkan kewaspadaan terhadap zika. Bahkan, pada Senin (29/8) Kemkes juga sudah memberlakukan kartu kewaspadaan kesehatan (health alert card) yang berbentuk seperti kartu peringatan," tutur Subuh.
Kartu peringatan itu wajib diisi setiap orang dari Singapura yang masuk ke Indonesia untuk memastikan kondisi kesehatan masing-masing.
"Bila dalam waktu 10 hari, warga yang baru kembali dari Singapura lalu mengalami demam tinggi dan ada ruam atau bercak pada kulit, maka segera melapor ke fasilitas kesehatan yang ada seperti Puskesmas atau rumah sakit dengan harus membawa kartu tersebut," katanya.
Subuh menjelaskan, gejala penyakit zika mirip dengan demam berdarah dengue (DBD), seperti demam tinggi, adanya bintik merah di kulit. Karena penyakit tersebut sama-sama ditularkan melalui gigitan nyamuk. (TW)