Pertemuan WHO SEARO: Perkuat Komitmen Pengendalian Penyakit Tropis yang Terabaikan
Para menteri kesehatan dari negara-negara anggota badan kesehatan dunia (WHO) kawasan Asia Tenggara kembali memperkuat komitmennya untuk mengendalikan, serta mencapai eliminasi dan eradikasi penyakit-penyakit tropis yang terabaikan.
"Mengingat penyakit tersebut masih membebani masyarakat yang termarginalisasi," kata Dr Poonam Khetrapal Singh, Direktur Regional WHO Kawasan Asia Tenggara dalam pertemuan Komite Regional WHO Kawasan Asia Tenggara.
Dr Poonam mengemukakan, negara-negara di kawasan Asia Tenggara sebenarnya telah mencapai kemajuan besar dalam pengendalian penyakit-penyakit tropis yang terabaikan dalam beberapa tahun terakhir. Misalkan, India yang bisa terbebas dari Frambusia.
Begitu pun dengan penyakit kaki gajah yang telah tereliminasi di Maladewa dan Sri Lanka. Kendati demikian, tetap harus memperkuat upaya bagi pengendalian penyakit-penyakit tropis yang terabaikan.
"Setidaknya satu dari penyakit-penyakit tropis yang terabaikan atau biasa disebut NTDs (neglected tropical diseases) masih menjadi endemik di setiap negara di kawasan Asia Tenggara," ujar Dr Poonam K Singh dalam siaran persnya pada Rabu (7/9).
Ditambahkan, kawasan Asia Tenggara hingga kini masih menanggung beban NTDs terbesar kedua di dunia. Untuk itu, target eliminasi NTDs di Asia Tenggara pada 2020 mencakup kaki gajah, frambusia, kusta dan kkistosomiasis.
"Sedangkan visceral leishmaniasis, atau yang dikenal sebagai penyakit Kala-azar, menjadi target eliminasi tahun 2017," tutur Dr Poonam.
Dijelaskan, seperti program eliminasi atau eradikasi penyakit lain, pada babak akhir menuju eliminasi akan muncul masalah dan tantangan baru yang perlu diatasi dengan hati-hati. Hal itu pentingagar upaya tetap berada pada jalurnya.
Ditegaskan, kunci pencapaian tujuan tersebut adalah bagaimana menjaga komitmen politis dan alokasi sumber daya, memperkuat surveilans. Selain memberdayakan dan melibatkan masyarakat, serta menjaga agar upaya selalu sesuai dengan target yang ditetapkan.
Dr Poonam menyatakan dukungan berkesinambungan WHO terhadap negara-negara yang masih bekerja keras untuk mengangkat beban NTDs. Selain berjanji menyumbangkan para pakar teknis WHO untuk identifikasi hambatan dan menemukan solusi inovatif.
Dijelaskan, Komite Regional adalah badan pembuat keputusan tertinggi bagi WHO Kawasan Asia Tenggara, dan terdiri dari para menteri kesehatan dari 11 negara anggota WHO di kawasan ini, yaitu Bangladesh, Bhutan, Republik Rakyat Demokratis Korea, India, Indonesia, Maladewa, Myanmar, Nepal, Sri Lanka, Thailand dan Timor-Leste. (TW)