Program Dokter Layanan Primer Dianggap Hambat Program Indonesia Sehat
Anggota Komisi IX DPR RI Irma Suryani meminta pemerintah meninjau kembali program Dokter Layanan Primer.
Alasannya, program tersebut dinilai kontra produktif terhadap program Kementerian Kesehatan yaitu program Nusantara Sehat. Dari 9.815 puskesmas di Indonesia, masih terdapat 938 puskesmas yang tidak memiliki dokter umum.
"Umumnya puskesmas tersebut berada di daerah-daerah terpencil. Akses yang sulit biasanya menjadi alasan para dokter enggan praktek di sana," ujar Irma di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (29/9/2016).
Selain tidak memiliki dokter umum, menurut Irma, sebanyak 4.121 puskesmas juga tidak memiliki dokter gigi, 255 puskesmas tidak memiliki perawat, dan 364 puskesmas tidak memiliki bidan.
Sementara, dari sekira 2.184 rumah sakit di Indonesia, 29 persennya tidak memiliki dokter spesialis anak, dan 27 persennya tidak ada dokter spesialis obstetri dan ginekologi (kandungan dan kebidanan).
"Ada 32 persen rumah sakit yang tidak memiliki spesialis bedah. Sementara, 33 persennya tanpa spesialis penyakit dalam. Ini karena 52,8 persen dokter spesialis lebih memilih praktek atau bekerja di Jakarta," paparnya.
Berdasarkan data tersebut, Wakil Ketua Fraksi NasDem DPR ini mengatakan, program Dokter Layanan Primer akan berdampak pada penambahan waktu kuliah sebanyak 3 tahun bagi dokter yang akan ditempatkan pada FKTP, dan akan menghambat pemenuhan kebutuhan dokter di fasilitas kesehatan satu.
Kondisi tersebut akan menghambat target yang hendak dicapai Menkes dalam program Nusantara Sehat.
Terkait program Nusantara Sehat, Irma mengatakan, "Untuk memenuhi kebutuhan dokter umum pada faskes satu saja kita masih belum mampu, sehingga jika pemerintah tetap ngotot memaksakan program Dokter Layanan Primer untuk FKTP, itu berarti langkah mundur bagi program Indonesia Sehat dalam mencapai target Nusantara Sehat.
"Jika pemerintah keukeuh paksakan program Dokter Layanan Primer, berarti langkah mundur pemerintah dalam mewujudkan program Indonesia Sehat," ujar Irma.