Indonesia Masuk Daftar CDC Terkait Kasus Virus Zika
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) Amerika Serikat, memperingatkan wanita hamil untuk tidak mengunjungi 11 negara Asia Tenggara tempat penyebaran virus Zika.
Sebelas negara Asia Tenggara tersebut yakni Brunei, Burma (Myanmar), Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Maldives, Filipina, Thailand, Timor Leste, Vietnam. Thailand dimasukkan setelah pejabat kesehatan setempat melaporkan adanya kasus pertama cacat lahir akibat virus Zika.
Sementara itu, Thailand sedang mempertimbangkan untuk menguji semua wanita hamil apakah terkena virus Zika atau tidak. Hal ini menyusul konfirmasi dari pejabat kesehatan setempat bahwa ada kasus ibu melahirkan anak dengan penyakit microcephaly atau cacat lahir ditandai dengan ukuran kepala kecil.
"Menteri Kesehatan telah meminta kami untuk mempelajari apakah ini diperlukan dan hemat biaya (untuk tes kesehatan bagi wanita hamil)," kata Sekretaris Tetap Kementerian Kesehatan Sophon Mekton kepada Reuters, mengacu pada tes gratis untuk semua wanita hamil.
Untuk sekali tes Zika dibutuhkan biaya sekitar 2.000 baht atau US$ 58.
"Saat ini, kami memeriksa wanita hamil di daerah Zika yang terkena dampak, tapi tidak semua wanita hamil. Sejauh ini, kami telah menguji sekitar 1.000 wanita hamil," ujarnya.
Infeksi Zika pada wanita hamil telah terbukti menyebabkan microcephaly, atau cacat lahir parah pada kepala dan otak, serta kelainan otak lainnya.
Hubungan antara virus Zika dengan microcephaly pertama kali muncul di Brazil, sejak dikonfirmasi lebih dari 1.800 kasus microcephaly.
Thailand telah mengkonfirmasi 392 kasus Zika sejak Januari, termasuk 39 wanita hamil dan Singapura telah mencatat 393 kasus Zika, termasuk 16 wanita hamil.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat mengatakan orang harus mempertimbangkan untuk menunda perjalanan ke Brunei, Myanmar, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Maldives, Filipina, Thailand, Timor Lester dan Vietnam. CDC telah mengeluarkan Singapura dari negara yang wajib dihindari karena kasus Zika.
Beberapa ahli kesehatan di Thailand menganggap risiko Thailand sebagai negara pariwisata juga mendorong penyebaran infeksi nyamuk. Namun pejabat kementrian kesehatan setempat mengatakan negara-negara lain di Asia Tenggara mungkin juga memiliki kasus microcephaly akibat virus Zika namun tidak diungkapkan.
Otoritas kesehatan di wilayah tersebut mengatakan, mereka sedang meningkatkan pengawasan dan para pejabat mengatakan jumlah sebenarnya dari kasus ini pasti akan lebih tinggi dari angka yang sudah dikonfirmasi. Filipina, Malaysia, Vietnam dan Indonesia melaporkan setidaknya ada satu kasus dikonfirmasi terkena virus Zika.
Sejauh ini belum ada vaksin untuk pengobatan virus Zika. Diperkirakan 80 peren orang yang terinfeksi tidak memiliki gejala, sehingga sulit bagi wanita hamil untuk mengetahui apakah mereka telah terinfeksi.
Pada orang dewasa, infeksi Zika juga telah dikaitkan dengan sindrom neurologis langka yang dikenal sebagai Guillain-Barre, serta gangguan neurologis lainnya.