India Ingin Belajar dari Indonesia soal Program Kesehatan Desa
Negara India tertarik mempelajari program pengembangan dan pembangunan masyarakat desa, terkait kesehatan dan kesejahteraan yang dikembangkan KementerianDesa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Project Director Nagaland Healt Dr. Vizdie Z.Soukhrie mengungkapkan, di India khususnya di Provinsi Nagaland memiliki program serupa dengan di Indonesia, khususnya tentang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat desa.
"Di Nagaland, proyek yang kami buat berdasarkan trust (kepercayaan), train (pelatihan) dan trans atau transfer . Proyek ini dibuat oleh masyarakat. Kalau proyek yang kami jalankan baik dan membawa hasil, baru akan mendapat insentif dari pemerintah," kata Dr. Vizdie saat bertemu dengan Dirjen Pembangunan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD) Kemendes PDTT di Jakarta, Senin (7/11).
Pihaknya melihat Indonesia juga mempunyai program seperti itu. Contohnya kesehatan ibu hamil, imunisasi, sanitasi dan pengadaan air bersih. Sementara diakuinya, fasilitas-fasilitas kesehatan masyarakat di India masih rendah.
"Karena itu kami ingin bermitra dengan pemerintah untuk mengetahui regulasi seperti apa yang dibuat, sehingga bisa kami adopsi dan laksanakan di India," kata Dr. Vizdie yang akan langsung berkunjung ke Malang, Jawa Timur, untuk melihat proyek kesehatan masyarakat yang ada.
Menurutnya, Malang dipilih karena memiliki kesamaan geografis dengan Nagaland sehingga diharapkan bisa memberi contoh program yang tepat untuk dikembangkan di Nagaland, India.
Dirjen PPMD Kemendes PDTT Erani Yustika mengungkapkan, pemerintah memang 'membuka tangan' bagi negara lain yang ingin bekerjasama dalam pembangunan dan pengembangan masyarakat desa. Tak terkecuali dengan India.
"Kami juga mempelajari kegiatan-kegiatan serupa di negara lain. Kita akan ambil apa-apa yang baik untuk ditransformasikan. Intinya kita saling belajar dan mengambil apa yang baik antar kedua negara," tutur Erani.
Sinergi antar kementerian juga dilakukan, untuk mendukung program sejenis di desa-desa. "Sejak beberapa tahun lalu Kemendes PDTT sudah memiliki program Gerakan Sehat dan Cerdas yang dananya diperoleh dari Worl Bank," jelas Erani.
Dana sebesar Rp400 miliar tersebut, lanjutnya, dipakai untuk program GSC di 11 provinsi dan 66 kabupatenbagi 5753 warga. "Program ini banyak digerakkan oleh kaum perempuan, dan dampaknya luar biasa. Mereka paham tentang kebutuhan kesehatan dan kecerdasan atau kesejahteraan bagi anak dan keluarga," puji Erani. (Tri/win)