Menkes Minta Rumah Sakit Kurangi Ketergantungan Alkes Impor
Menteri Kesehatan (Menkes) Nila FA Moeloek meminta rumah sakit untuk mengurangi ketergantunhan pada alat kesehatan (alkes) impor. Mengingat saat ini, Indonesia memiliki 211 industri alat kesehatan dalam negeri yang mampu menghasilkan berbagai jenis produk.
"Minat rumah sakit menggunakan alat kesehatan produk lokal masih rendah, baru sekitar 10 persen. Sisanya masih menggunakan produk impor," kata Nila FA Moeloek saat membuka "Pameran Pembangunan Kesehatan dan Produksi Alat Kesehatan Dalam Negeri" di Kemayoran, Jakarta, Jumat (18/11).
Menkes menambahkan, produksi alkes dalam negeri sebenarnya telah mampu memenuhi 46 persen kebutuhan rumah sakit tipe A. Namun sayang minat penggunaannya masih rendah.
"Saya berharap ketergantungan kita pada produk impor segera diganyi dengan produk dalam negeri," ucapnya menegaskan.
Begitupun pada penggunaan obat dan produk farmasi. Salah satu produk lokal seperti garam farmasi buatan Kimia Farma diharapkan mampu menurunkan ketergantungan impor produk tersebut.
"Kalau produksi kan menggunakan rupiah, sehingga kita tak tergantung nilai tukar dolar yang turun naik," kata Nila.
Guna mendorong kebutuhan industri farmasi dan alkes dalam negeri, Kemkes menggelar Pameran Pembangunan Kesehatan dan Produksi Alat Kesehatan Dalam Negeri pada 18-20 November 2016 di JI Expo Kemayoran.
"Pameran tersebut sekaligus menunjukkan kemampuan Indonesia dalam memproduksi alat kesehatan di dalam negeri," tutur Menkes.
Ia berharap pameran semacam ini dapat dilaksanakan tahunan dan diperluas cakupannya agar bisa dimanfaatkan berbagai pihak, terutama untuk tujuan kemandirian farmasi dan alat kesehatan. (TW)
{jcomments on}