Mulai Tahun Depan, Program Imunisasi Dasar Cakup 11 Jenis Vaksin
Masyarakat kembali diingatkan untuk menjaga kebersihan lingkungan, mengingat sejumlah penyakit menular yang selama ini tergolong eliminasi, bahkan eradikasi di bumi Indonesia akan muncul kembali.
"Tahun 2017 diperkirakan akan penuh kejutan. Penyakit menular yang tergolong eliminasi, bahkan eradikasi di Indonesia, kemungkinan akan muncul kembali. Misalkan polio," kata Menteri Kesehatan (Menkes) Nila FA Moeloek dalam acara refleksi akhir tahun di Jakarta, Kamis (29/12).
Pada kesempatan Nila Moeloek didampingi seluruh jajaran eselon 1 di lingkungan Kementerian Kesehatan.
Untuk itu, lanjut Menkes, pemerintah akan menambah 3 jenis imunisasi baru dalam program imunisasi dasar guna melindungi kesehatan anak-anak Indonesia. Dengan demikian, jumlah vaksin yang masuk dalam program imunisasi dasar menjadi 11 jenis.
"Program ini akan dilakukan secara bertahap, mulai tahun depan. Nantinya pada 2019, anak Indonesia harus mendapat 11 vaksin sebagai bagian dari program imunisasi dasar," tutur Nila Moeloek.
Saat ini pemerintah telah menyediakan 8 vaksin untuk Imunisasi Dasar, yaitu vaksin BCG, Polio, Hepatitis B, DPT, Hib, dan Campak. Vaksin itu ada yang diberikan secara cuma-cuma pusat pelayanan yang disediakan pemerintah.
"Kalaupun harus membayar di layanan swasta, untuk vaksin untuk imunisasi dasar ini tidak mahal. Karena penyediaan vaksin itu mendapat subsidi dari pemerintah," ucap Menkes
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemkes, Mohammad Subuh menyebutkan 3 vaksin baru yang akan diterapkan di sejumlah wilayah, yaitu kombinasi vaksin MMR (Measles, Mumps dan Rubella). Vaksin tersebut untuk perlindungan terhadap campak, gondongan dan rubella.
Selanjutnya adalah vaksin yang disebut Pneumokokus (PVC). Vaksin tersebut berguna untuk melindungi anak dari bakteri pnemukokus penyebab dari meningitis, pneumonia dan infeksi telinga.
"Ketiga adalah vaksin yang melindungi para perempuan dari virus Human Papiloma (HPV), penyebab kanker serviks. Vaksin tersebut untuk anak perempuan usia sekolah dasar," tutur Subuh.
Pemberian vaksin HPV, menurut Subuh menjadi penting karena angka penderita kanker serviks di Indonesia terus meningkat. Padahal, kanker serviks atau leher rahim bisa dicegah dengan mudah dengan vaksin.
"Tiga vaksin baru ini masih terbilang mahal. Karena itu, akomodatif terhadap program pemerintah ini. Agar dana yang sudah dikeluarkan dapat melindungi kesehatan anak-anak Indonesia," ucap Subuh menandaskan.
Jika merujuk pada standar program imunisasi dasar di Eropa dan Amerika, lanjut Subuh, vaksin yang harus diberikan pada anak ada 14 jenis. Tambahan 3 vaksin baru itu kemungkinan akan diterapkan di Indonesia pada 2025.
"Prioritas imunisasi dasar kita tahun depan adalah 11 vaksin. Sejumlah daerah akan dipilih untuk penerapan program. Ini bukan uji coba, karena penggunaan tiga vaksin baru itu telah diterapkan banyak negara," kata Subuh. (TW)
{jcomments on}