Dampak kabut asap terburuk di Dumai
Dinas Kesehatan Kota Dumai mengatakan kabut asap yang terjadi tahun ini berdampak paling buruk selama sepuluh tahun terakhir.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Dumai, Marjoko, mengatakan bahwa dalam satu pekan terakhir tercatat penderita gangguan pernafasan, yang dikenal dengan ISPA, di seluruh puskesmas kota itu meningkat dua kali lipat dibandingkan pekan sebelumnya.
"Ini kejadian tahunan tapi bagi kami bertugas di sini selama sepuluh tahun terakhir ini, inilah kondisi yang terburuk,' kata Marjoko kepada wartawan BBC Indonesia, Andreas Nugroho.
"Ada peningkatan hingga dua kali lipat kasus ISPA dalam satu pekan terakhir dibanding pekan sebelumnya.'
Dalam satu minggu berturut-turut kondisi udara di kota Dumai dengan indeks di atas 500 psi terus berlangsung.
"Kalau ini tidak dilakukan tindakan spesifik maka kondisi ini bisa mengancam kesehatan masyarakat."
Dia menambahkan bahwa pemerintah kota telah menyiapkan 80.000 masker untuk warga kota namun persediannya terus menipis dan diharapkan pekan depan akan datang bantuan lagi.
Kebakaran masih ada
Badan Nasional Penanggulangan Bencana sebelumnya telah melakukan sejumlah upaya pemadaman tetapi kondisi kota Dumai - yang ditempuh selama lima jam dari Pekanbaru dengan perjalanan darat- masih terlihat penuh asap hingga pukul 14.00 tadi.
Sejumlah api yang membakar lahan semak juga masih bisa ditemukan di sekitar kota itu seperti di kawasan yang disebut bukit Jin di dekat pusat kota Dumia, pada Minggu 23 Juni pukulk 15.00.
Sejumlah petugas pemadam kebakaran dari Pertamina terlihat berupaya untuk memadamkan api tersebut.
Pejabat di Dinas Lingkungan Hidup setempat mengatakan kondisi seperti tidak akan berubah kecuali ada hujan yang turun di kota itu.
Sementara itu pemerintah kota Dumai sudah meminta agar warga tetap tinggal di rumah untuk menghindari infeksi atau penyakit terkait asap lainnya, atau bila terpaksa ke luar rumah, agar mengenakan masker muka yang memadai.
Klik Sekolah-sekolah setempat juga diliburkan akibat asap yang terus-menerus mengganggu ini.
(sumber: www.bbc.co.uk)