INTERVENSI KEBIJAKAN YANG MEMILIKI DAMPAK JANGKA PANJANG
TERHADAP RETENSI TENAGA KESEHATAN DI DAERAH TERPENCIL:
SEBUAH TINJAUAN SISTEMATIS
Ferry Efendi
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya
Latar Belakang
Salah satu tantangan terbesar dalam pembangunan kesehatan adalah tersedianya akses terhadap tenaga kesehatan yang kompeten secara merata dan berkeadilan. Jumlah tenaga kesehatan yang tidak mencukupi khususnya di daerah terpencil akan menghambat pemberian layanan kesehatan, pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) dan menjadi tantangan dalam mewujudkan kesetaraan kesehatan. Selama ini pemerintah telah menjalankan program distribusi tenaga kesehatan yang mampu membuat mereka bertahan di daerah terpencil, tetapi program ini berjalan sesuai dengan kontrak yang harus mereka selesaikan. Oleh sebab itu diperlukan upaya strategis untuk menarik dan mempertahankan tenaga kesehatan didaerah tersebut dalam jangka panjang.
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis berbagai intervensi kebijakan yang memiliki dampak jangka panjang terhadap retensi tenaga kesehatan di daerah terpencil.
Metode
Tinjauan sistematis dilakukan dari artikel yang diterbitkan di science direct, proquest, pubmed, ebsco, dan google scholar, dengan kata kunci "retensi tenaga kesehatan" dan "daerah terpencil". Kriteria artikel adalah artikel yang direview oleh mitra bestari dan intervensi yang dilakukan memiliki dampak jangka panjang terhadap retensi tenaga kesehatan.
Hasil
Didapatkan 10 referensi yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dari 300 referensi hasil pencarian. Berdasarkan analisis yang dilakukan, kebijakan rekrutmen calon tenaga kesehatan dari daerah terpencil, perbaikan lingkungan kerja serta kejelasan jenjang karir merupakan pilihan kebijakan yang memiliki dampak jangka panjang terhadap retensi. Kesimpulan: Pendidikan adalah langkah awal dalam menciptakan tenaga kesehatan yang kompeten, oleh sebab itu mendapatkan calon tenaga kesehatan yang tepat harus terintegrasi dengan sistem penerimaan mahasiswa baru. Calon tenaga kesehatan yang berasal dari daerah terpencil memiliki preferensi yang lebih tinggi untuk kembali bekerja di daerah asal. Lingkungan kerja yang mendukung pengembangan diri serta jenjang karir yang jelas bagi tenaga kesehatan yang bekerja di daerah terpencil mampu membuat mereka bertahan dalam waktu yang lama.
Saran
Mengingat kompleksnya faktor yang mempengaruhi retensi, intervensi ini bisa dilakukan melalui koordinasi antar kementerian terkait guna memenuhi kebutuhan masyarakat daerah terpencil akan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Kata Kunci : retensi, tenaga kesehatan, daerah terpencil