Regional Knowledge Event
The Strategic Role of Private Health Insurance (PHI) for Health System Goals and to Advance Universal Health Coverage

anhss kki2

Meningkatnya biaya kesehatan dan penuaan populasi menjadi tantangan bagi keberlanjutan sistem kesehatan, terutama di kawasan Asia-Pasifik yang menghadapi fragmentasi layanan. Keterlibatan sektor swasta, termasuk Asuransi Kesehatan Swasta (PHI), mulai diakui sebagai strategi untuk mendukung pembiayaan dan akses layanan.

Regional Knowledge Event 2025, diselenggarakan oleh Asia-Pacific Network for Health Systems Strengthening (ANHSS) bersama The Chinese University of Hong Kong, menghadirkan dua kegiatan utama yaitu Policy Course (sesi pembelajaran mendalam seputar kebijakan sistem kesehatan) dan Regional Knowledge Event – diskusi bersama para pakar industri.

Pre- Hybrid Seminar

Sebagai bagian dari persiapan menuju kegiatan utama di Hong Kong, akan diselenggarakan pula Hybrid Seminar di Indonesia yang membahas implementasi Private Health Insurance (PHI). Seminar ini menjadi ruang awal berbagi gagasan dan memperluas jejaring peneliti serta pemangku kepentingan yang berminat dalam pengembangan asuransi kesehatan swasta. Rangkaian kegiatan selengkapnya dapat di akses pada link berikut

selengkapnya

 

banner EBP25

Evidence atau bukti ini dapat diartikan sebagai 'kebijakan berbasis bukti' (Evidence Based Policy) yang sering dianggap sebagai hasil evolusi dari gerakan kedokteran berbasis bukti (Evidence Based Medicine / EBP). Pendekatan ini mengarahkan untuk setiap keputusan diambil untuk menyelesaikan suatu masalah kesehatan telah mempertimbangkan bukti atau evidence yang ada. Ada banyak bentuk Knowledge Translation Product yang menjadi prioritas materi pelatihan, dua diantaranya; Policy Brief dan Briefing Notes

Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan peserta untuk memahami tentang kebijakan kesehatan, analisis kebijakan kesehatan, menyusun policy brief  dan memahami advokasi kebijakan. Pelatihan ini akan dimulai dari bulan Mei hingga Juli 2025. Narasumber berasal dari Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik, FISIPOL UGM serta konsultan dan peneliti dari PKMK FK-KMK UGM. Informasi jadwal dan pendaftaran silahkan akses pada link berikut

selengkapnya

 

Mengapa Layanan Kesehatan Untuk Disabilitas di Indonesia Masih Belum Maksimal?

Sebuah artikel memaparkan tantangan dalam penyediaan layanan kesehatan bagi penyandang disabilitas di Indonesia. Meskipun pemerintah telah mengeluarkan regulasi seperti Peraturan Pemerintah No 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan, implementasinya masih belum optimal. Survei yang dilakukan oleh Indonesia Corruption Watch (ICW) bersama jaringan organisasi penyandang disabilitas menemukan bahwa banyak fasilitas kesehatan belum memenuhi standar yang ramah disabilitas.

Temuan ini mencakup ketiadaan fasilitas seperti handrail, kursi roda, komputer pembaca nomor urut, huruf braille, dan toilet yang sesuai untuk penyandang disabilitas. Selain itu, keterbatasan jumlah dan distribusi tenaga medis yang terlatih dalam menangani pasien disabilitas turut menjadi hambatan. Upaya kolaboratif antara pemerintah, organisasi masyarakat, dan penyandang disabilitas diperlukan untuk mewujudkan layanan kesehatan yang inklusif dan setara bagi semua.

selengkapnya

 

Comparing the Association Between Depressive Symptoms and Cardiovascular Disease Among the Middle-Aged and Elderly Population

Hubungan antara gejala depresi dan penyakit kardiovaskular (PKV) telah diakui secara luas. Akan tetapi, bukti yang relevan masih kurang diantara populasi setengah baya di negara-negara berkembang, dimana gejala depresi sering tidak terdeteksi dan tidak diobati. Sebuah studi dilakukan untuk menilai hubungan antara gejala depresi dan PKV di Indonesia dan untuk membandingkan hubungan antara populasi setengah baya dan lanjut usia. Data Survei Kehidupan Keluarga Indonesia (IFLS-5) menjadi sumber data yang dianalisis secara cross-sectional. Regresi logistik biner dilakukan untuk menentukan hubungan antara gejala depresi dan PKV yang dilaporkan sendiri setelah disesuaikan dengan faktor-faktor pengganggu.

Penelitian ini melibatkan 9049 responden, sebagian besar berusia setengah baya (71,1%), perempuan (52,6%), lulusan sekolah dasar (50,7%), bukan perokok (59,0%), tidak mengalami obesitas (77,3%), tanpa gejala depresi (82,2%), dan tanpa laporan sendiri tentang penyakit kardiovaskular (96,7%). Responden dengan gejala depresi lebih mungkin melaporkan sendiri mengenai kondisi penyakit kardiovaskular-nya. Hubungan yang signifikan diamati antara gejala depresi dan penyakit kardiovaskular yang dilaporkan sendiri pada responden lansia, sedangkan tidak ada hubungan signifikan yang diamati pada kelompok setengah baya. Responden dengan gejala depresi dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular yang melakukan pelaporan sendiri, memperlihatkan kebutuhan mendesak untuk strategi pencegahan yang ditargetkan, terutama bagi mereka yang berjuang dengan gejala depresi.

selengkapnya

 

Highlights from the Global Malaria Programme: Annual Report 2024

Sebuah Pada April 2024, Program Malaria Global meluncurkan strategi operasional baru yang menjelaskan arah teknisnya untuk periode 2024–2030. Strategi tersebut berfokus pada empat pendorong utama untuk mempercepat respons malaria di seluruh dunia: kepemimpinan teknis, norma dan standar, alat dan inovasi baru, serta informasi strategis untuk dampak. Laporan ini mendokumentasikan kemajuan program dalam menerapkan strategi tersebut pada tahun pertamanya. Laporan ini menguraikan kemajuan dalam menerapkan strategi operasional pada tahun pertamanya. Meskipun strategi tersebut diterbitkan pada April 2024, laporan tersebut mencakup kegiatan yang dilakukan oleh Program Malaria Global dari Januari hingga Desember.

selengkapnya

 

Determinants of Healthcare Utilization Under the Indonesian National Health Insurance System

dash ilusIndonesia telah melaksanakan serangkaian reformasi layanan kesehatan termasuk skema asuransi kesehatan nasional (JKN) untuk mencapai cakupan kesehatan universal. Namun, terdapat bukti pemanfaatan layanan kesehatan yang tidak merata di Indonesia, yang menimbulkan kekhawatiran bahwa masyarakat miskin mungkin tidak memperoleh manfaat penuh dari subsidi pemerintah. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan layanan kesehatan di Indonesia. Metode Studi ini menganalisis data survei lintas sektor yang dikumpulkan oleh Studi “Ekuitas dan Pembiayaan Layanan Kesehatan di Indonesia” (ENHANCE).

Studi ini menunjukkan bahwa distribusi pemanfaatan layanan kesehatan di Indonesia sebagian besar merata karena faktor-faktor predisposisi (usia dan jenis kelamin) dan kebutuhan kesehatan ditemukan sangat mempengaruhi pemanfaatan berbagai jenis layanan kesehatan. Namun, faktor-faktor yang memungkinkan seperti status asuransi kesehatan juga ditemukan terkait.

SELENGKAPNYA

 

  • slot resmi
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot