Setiap Tahun Terdapat 550.000 Pasien Baru Stroke di Indonesia
Di Indonesia terdapat sekitar 550.000 pasien baru stroke setiap tahunnya. Angka ini terbilang sangat tinggi dan menempati urutan ketiga sebagai penyebab kematian di Indonesia, setelah kardiovascular dan kanker.
Hal ini diungkapkan oleh Bambang Kuncoro, Ketua Umum Ikatan Okupasi Terapis Indonesia di Gedung Vokasi, Universitas Indonesia, Program Studi Vokasi UI, Depok.
"Stroke ialah penyakit kardiovaskuler yang terjadi akibat gagalnya suplai oksigen ke sel-sel otak, yang beresiko terhadap kerusakan iskemik dan dapat menyebabkan kematian. Diperkirakan terjadi 550.000 kasus baru setiap tahun, dimana penyakit ini juga berdampak terhadap ekonomi secara langsung (kesehatan) maupun tidak langsung," ujarnya melalui rilis yang disampaikan, Senin (10/3).
Pada kesempatan yang sama Hermito Gideon menyatakan bahwa kejadian stroke semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya usia, terutama akibat perubahan gaya hidup.
"Remaja yang sangat aktif menggunakan jari-jarinya untuk bermain hape atau gadget berpotensi mengalami penyumbatan dan pecahnya pembuluh darah, karena kurangnya aktifitas produktif," ujarnya.
Gideon menyampaikan bahwa okupasi terapi merupakan sebuah metode rehabilitasi baru yang bekerja secara komprehensif mengembalikan kehidupan penderita stroke. Adapun tingkat penyembuhan yang bisa diraih hampir 80 persen.
"Dengan okupasi terapi, pasien bukan hanya dibantu untuk melakukan gross motoric seperti pada fisioterapi (aktifitas berjalan). Tapi pasien bisa kembali mandiri seperti semula, sesuai dengan latar belakang profesi atau hobinya," paparnya.
Okupasi terapi merupakan profesi kesehatan yang menggunakan pendekatan (terapi) dengan tujuan mendorong pasien yang dependent (tergantung) menjadi independent (mandiri), seperti kembali menyetir dan sebagainya.
sumber: www.beritasatu.com