Diluncurkan Situs Observatori SDM Kesehatan Indonesia
Menteri Kesehatan (Menkes) Nafsiah Mboi meluncurkan situs Observatori SDM Kesehatan Indonesia. Situs tersebut diharapkan bisa menjadi forum dialog bagi semua pemangku kepentingan dan pemerhati SDM kesehatan seputar data, informasi dan kebijakan terkini SDM kesehatan.
"Semoga situs ini memberi manfaat dalam menetapkan kebijakan dalam pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan yang berbasis bukti," kata Nafsiah Mboi disela Lokakarya Nasional Pengembangan SDM Kesehatan Indonesia, di Jakarta, Kamis (28/8).
Menkes menambahkan, data dan informasi yang akurat, dapat dipercaya dan tersedia secara tepat waktu, sangat diperlukan agar kebijakan yang diambil berbasis data sesuai dengan kenyataan di lapangan.
Ia memaparkan situasi SDM kesehatan Indonesia terus mengalami peningkatan. Pada 2013, rasio tenaga kesehatan (dokter, perawat dan bidan) telah mencapai 2,25 per 1000 penduduk. Angka tersebut hampir mendekati ambang batas minimal badan kesehatan dunia WHO yaitu 2,3 per 1000 penduduk untuk negara yang dinyatakan krisis SDM kesehatan.
Secara rinci, saat ini rasio dokter 38,1 per 100 ribu penduduk, dokter spesialis 9,9 per 100 ribu penduduk, apoteker 9,2, perawat 111,1, dan bidan 81 per 100.000 penduduk. Sementara persentase Puskesmas tanpa dokter juga mengalami penurunan dari 14 persen pada 2012 menjadi 9,8 persen pada 2013, dengan rata-rata ketersediaan dokter per Puskesmas adalah 1,8 dokter.
Tantangan bidang SDM kesehatan yang masih harus diatasi, disebutkan antara lain, ketidaksesuaikan antara kapasitas produksi SDM kesehatan dan pendayagunaannya, maldistribusi, kualitas yang belum sesuai standar kompetensi serta migrasi tenaga kesehatan.
Untuk itu, Nafsiah menegaskan, Pemerintah akan memperbaiki perencanaan kebutuhan SDM kesehatan dengan dukungan sistem dan pengawasan mutu tenaga kesehatan.
Beberapa program pokok Kemenkes, antara lain pelatihan dokter layanan primer untuk mendukung program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), pelatihan bagi tenaga promosi kesehatan, program internship atau magang dokter, uji coba sistem peningkatan karir perawat, hingga penempatan dokter di daerah terpencil.
Sementara Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (BPPSDM) Kemenkes, Untung Suseno Sutardjo mengatakan, fungsi yang akan dikembangkan situs dengan alamat www.observatorisdmkindonesia.org mencakup penelitian, pengembangan kebijakan, advokasi dan dialog diantara pemangku kepentingan.
"Karena itu perlu dukungan semua pihak agar data yang kami sajikan benar-benar akurat dan terpercaya," kata Untung Suseno.
Ditambahkan, situs observatori ini juga menjadi bagian dari Tim Koordinasi dan Fasilitas Pengembangan Tenaga Kesehatan (TKFPTK) yang dibiayai bersama Kemenkes dan WHO Indonesia. (TW)