Menkes: FK Abal-Abal Seharusnya Ditutup
Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mendesak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) untuk menutup Fakultas Kedokteran (FK) abal-abal, yang tak memenuhi persyaratan Undang-Undang Pendidikan Kedokteran. Hal itu penting dilakukan untuk menjaga mutu Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan.
"Dua tahun lalu waktu saya baru jadi menteri, ada 74 Fakultas Kedokteran dan sebagiannya itu abal-abal. Saya minta FK yang seperti itu ditutup saja," kata Nafsiah Mboi saat membuka "Lokakarya Nasional Pengembangan dan Peningkatan SDM Kesehatan, di Jakarta, Kamis (28/8).
Ia menambahkan, sejumlah FK abal-abal tersebut, kesalahannya adalah memiliki rumah sakit dan menerima mahasiswa melebihi kapasitas sampai 500-an orang. Dosennya pun bukan dosen tetap dan belum terakreditasi.
"Bahkan, ada FK yang menerima mahasiswa dari STM, SMK, bidan atau perawat," ujar Menkes.
Dalam Undang-undang Pendidikan Kedokteran disebutkan, Fakultas Kedokteran dan/atau Kedokteran Gigi memang harus memenuhi persyaratan memiliki rumah sakit pendidikan, tenaga pendidik yang tersertifikasi dan tenaga kependidikan, gedung untuk penyelenggaraan pendidikan, laboratorium biomedik, laboratorium keterampilan Klinis, laboratorium kesehatan masyarakat, dan beberapa syarat lainnya.
Nafsiah menilai, menciptakan SDM Kesehatan tidak boleh dikomersilkan, sehingga perguruan tinggi yang memiliki FK harus mematuhi syarat-syarat yang ditetapkan.
"Jangan biarkan mereka mengkomersialisasi pendidikan kedokteran, mutu tidak boleh dikorbankan. Biaya pendidikan juga sudah diatur dan harus dipatuhi, sehingga tidak menjadi sumber mata pencaharian oknum tertentu," katanya.
Saat didesak berapa sesungguhnya jumah FK abal-abal tersebut, Menkes enggan menyebutkan. Namun, fakta yang ditemui selama kunjungan kerja di daerah telah dilaporkan ke Kemendibud sebagai pemegang perizinan.
"Datanya sudah dilaporkan. Tinggal Kemendikbud berani tidak ambil tindakan. Karena kewenangan memberi atau mencabut izin FK swasta ini kan dikbud," ujar Nafsiah.
Sementara itu, Untung Suseno Sutardjo, Kepala Badan Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPPSDM) Kemenkes menambahkan, saat ini ada 74 FK di Indonesia. Dari jumlah itu, 54 FK diantaranya sudah menghasilkan lulusan dokter. "Sisanya belum ada lulusan," ujarnya.
Ditanya apakah jumlah 20 FK yang belum punya lulusan sebagai FK abal-abal, Untung Suseno mengatakan, jumlah pastinya ia tidak tahu. Namun, beberapa dari jumlah itu sudah dilaporkan ke Kemendikbud.
"Sebenarnya FK-nya izin, tapi dalam pelaksanaannya tak sesuai standar. Bagaimana menghasilkan lulusan yang bagus kalau sarana dan prasarana minim, tidak empunyai dokter tetap, tidak memiliki rumah sakit untuk pelatihan, tak ada ruang praktikum," kata Untung Suseno menandaskan. (TW)
{jcomments on}