SDM KESEHATAN: Kongres Internasional Dokter Bedah Endo-Laparoskopi Di Gelar Di Bali
Indonesia akan menjadi tuan rumah kongres internasional dokter ahli bedah endoskopi dan laparoskopi. Perhelatan bertajuk "International Congress Of Endoscopic and Laparoscopic Surgeons of Asia/ELSA) 2014 itu akan berlangsung di Bali pada 8-11 Oktober 2014 mendatang.
"Ada sekitar 1.200 dokter ahli bedah endoskopi dan laparoskopi dari 42 negara akan hadir dalam acara ini," kata Errawan Wiradisuria, Ketua perhimpunan Dokter Spesialis Endo-Laparoskopi Indonesia kepada wartawan disela workshop tentang bedah minimal invansif di RS Gading Pluit, Jakarta, Sabtu (27/9).
Disebutkan nama-nama besar ahli endo-laparoskopi dunia yang akan hadir di Bali, antara lain, Abraham Fingerhut dari Perancis, Alfred Cuschieri dari Inggris Horacio J Asbun dari Amerika, Reinhard Bittner dari Jerman, C Palanivelu dari India, dan Kazunori Kasama dari Jepang. Pada kesempatan itu akan ditampilkan sekitar 400 makalah ilmiah seputar teknologi endo-laparoskopi.
Menurut Errawan, pertemuan semacam ini sangat perlu karena perkembangan ilmu bedah endo-laparoskopi berkembang sangat cepat di dunia. pertemuan ini juga untuk ajang bagi pengalaman dengan para dokter ahli endo-laparoskopi di dunia, terutama di Asia.
"Kongres ini memang digelar setiap tahun agar para dokter ahli endo-laparoskopi selalu terbarukan ilmunya. Di masa lalu, teknologi endo-laparoskopi untuk operasi di sekitar bawah tubuh, tetapi kini bisa untuk operasi tumor di kepala," ujarnya.
Ditambahkan, kongres ELSA 2015 akan digelar di Seoul, Korea Selatan. Dan ELSA 2016 di kota Shanghai, China.
Teknologi bedah endo-laparoskopi di Indonesia bukanlah hal baru. Seperti dikemukakan dr Barlian Sutedja, Dirut RS Gading Pluit, sejak 2008 lalu sudah banyak dokter bedah di Indonesia pandai alat bedah dan kamera yang dimasukkan ke tubuh lewat sayatan kecil di tubuh.
"Bahkan banyak dokter kita yang diundang rumah sakit di luar negeri untuk bedah endo-laparoskopi," kata dr Barlian Sutedja.
Karena itu, ia menyayangkan masih banyak orang Indonesia yang berobat ke luar negeri. Padahal banyak rumah sakit di Tanah Air yang memiliki dokter-dokter dengan kualitas internasional. "Termasuk dokter di RS Gading Pluit ini, ada dokter yang 4 kali sebulan diundang ke luar negeri baik
untuk operasi maupun berbagi pengalaman," tuturnya.
Menurut dr Barlian, bedah endo-laparoskopi sangatlah menguntungkan bagi pasien. Karena hanya dilakukan sayatan kecil untuk memasukkan kamera dan alat bedah lainnya, maka proses pemulihannya jadi lebih cepat. Selain rasa nyeri yang ringan, komplikasi yang lebih rendah dan masa rawat pasien yang lebih pendek.
"Meski biayanya lebih mahal dibandingkan operasi dengan pembedahan biasa, tetapi umumnya pasien sangat puas dengan hasilnya. Karena mereka tidak berlama-lama merasakan sakit pasca operasi, sehingga bisa kembali beraktivitas seperti biasanya," ucap dr Barlian.
Ditambahkan, semua tindakan bedah saat ini umumnya sudah dilakukan dengan cara laparoskopi. Dari tindakan bedah sederhana hingga ke hal yang kompleks seperti laparoscopic bariotic surgery yaitu pembedahan bagi pasien yang mengalami obesitas. Operasi tersebut pada beberapa kasus bisa menghilangkan penyakit diabetes yang awalnya diderita para obesitas.
"Ini sungguh diluar dugaan. Tujuan operasi hanya untuk menurunkan berat badan, ternyata diabetesnya juga hilang. Gula darah mereka kembali normal," katanya.
Tindakan bedah laparoskopi kompleks lainnya yang telah dilakukan dokter Indonesia, disebutkan dr Barlian, antara lain pengambilan batu di saluran empedu, pembedahan untuk mengambil tumor di usus dan tindakan pengangatan tumor pada kelenjar pankreas (getah perut).
"Saya berharap para dokter bedah di Indonesia mulai dari Aceh sampai Papua, sudah bisa melakukan bedah laparoskopi. Sehingga makin banyak pasien yang mendapatkan manfaat teknologi ini," kata dr Barlian menandaskan. (TW)
{jcomments on}