Analisis Sistem Perencanaan Logistik Obat di Puskesmas Simpang Tiga Kota Pekanbaru Tahun 2018
Perencanaan kebutuhan obat yang baik di puskesmas terdiri dari tahap pemilihan obat, kompilasi pemakaian obat, perhitungan kebutuhan obat, dan proyeksi kebutuhan obat. Perencanaan obat yang kurang baik akan menyebabkan terjadinya kelebihan dan kekurangan obat. Di Puskesmas Rawat Inap Simpang Tiga masih ditemukan kekosongan dan kelebihan obat untuk beberapa item obat tertentu.
Hasil studi yang dilakukan oleh M. Dedi Widodo, Reno Renaldi dan Oppi S. Andreasta menunjukkan bahwa pemilihan obat tidak menggunakan kriteria dasar seleksi sehingga masih terdapat duplikasi. Perhitungan kebutuhan obat belum menggabungkan antara metode konsumsi dan epidemiologi, sehingga masih terjadi kekurangan obat. Terdapat kebutuhan untuk membuat sebuah kebijakan atau SOP kerja untuk mempermudah menentukan ketepatan jenis dan kesesuaian jumlah obat yang dibutuhkan. Di samping itu, evaluasi pembagian kerja, mengisi kelengkapan daya yang diperlukan untuk proyeksi serta peningkatan kerja sama dalam tim juga dibutuhkan untuk membantu perencanaan obat yang lebih baik. Artikel ini dipublikasikan pada Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia pada Juni 2019.