Alternatif Kebijakan Perencanaan Kebutuhan Obat dengan Menggunakan Metode Arima Box Jenkins untuk Mengatasi Kelebihan Stok
Sebagai salah satu komponen utama dalam layanan, obat harus selalu tersedia dalam jumlah, jenis dan kualitas yang baik saat diperlukan. Sebagai puskesmas dengan jumlah kunjungan tertinggi, Puskesmas Palaran memiliki kelebihan stok dalam perencanaan kebutuhan obat. Evaluasi terhadap perencanaan dan pengadaan obat untuk kelompok pemakaian tertinggi dan darurat yang telah dilakukan di Puskesmas Palaran (berdasarkan data 5 tahun terakhir pada 2010 - 2015) belum berjalan dengan baik. Masih terdapat masalah pada kelebihan jumlah obat untuk jenis pemakaian tertinggi dan kekosongan pada jenis obat untuk kebutuhan darurat.
Puskesmas Palaran perlu menetapkan prioritas terhadap perencanaan dan pengadaan obat sehingga lebih efektif dan efisien dengan kebutuhan agar tidak terjadi lagi kelebihan dan kekosongan persediaan obat menggunakan metode ARIMA Box-Jenkins. Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan obat di puskesmas atau pelayanan kesehatan lainnya yaitu standarisasi obat atau formularium, anggaran, pemakaian periode sebelumnya, stok akhir dan kapasitas gudang, lead time dan stok pengaman, jumlah kunjungan dan pola penyakit. Artikel ini ditulis oleh Erwin Purwaningsih dan Subirman dan dipublikasikan pada Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia pada Maret 2019.