Investigasi Dampak dari Program JKN pada Praktik Farmasi Masyarakat
Artikel ini dipublikasikan pada 9 September 2017 di Jurnal Wiley: Health and Social Care in the community. Penelitian ini menjelaskan tentang persepsi dari fasilitas layanan kesehatan dan pemangku kepentingan tentang dampak JKN pada praktek apoteker dan kefarmasian baik di puskesmas maupun di retail farmasi individu maupun komunitas. Berdasarkan hasil wawancara mendalam, hasil temuan menjelaskan JKN sebenarnya dirancang dengan tujuan kebijakan yang baik untuk integrasi farmasi dalam jaringan layanan primer. Namun JKN telah menciptakan beberapa distorsi yang tidak disengaja dan tidak terduga dalam sistem layanan kesehatan yang dapat merusak sektor farmasi masyarakat. Faktanya, praktik farmasi masyarakat masih terbatas pada pemberian dan terus terhambat oleh tantangan yang sedang berlangsung terutama ketidakhadiran apoteker, kurangnya kompetensi klinis dan dukungan terbatas dari perubahan regulasi.
Temuan ini merupakan peluang yang terlewatkan bagi apoteker untuk memainkan peran yang lebih besar dalam layanan primer yang menunjukkan perlunya perbaikan untuk pendidikan farmasi dan sistem kebijakan. Pengenalan JKN telah membawa perubahan dalam cara operasional apotek komunitas dan praktik apoteker. Farmasi dan apoteker di puskesmas telah mengalami perubahan signifikan sehubungan dengan partisipasi aktif dalam pemberian obat -obatan, remunerasi yang lebih baik, dan pengakuan positif atas peran mereka. Sebaliknya, meskipun ada perubahan yang diperkenalkan untuk mengintegrasikan apotek komunitas dalam jaringan layanan primer, apotek komunitas terus terhambat oleh masalah struktural dan mendasar yang pada dasarnya tidak terkait dengan perubahan kebijakan yang disediakan oleh JKN. Sangat penting bagi profesi apoteker dan jaringan farmasi komunitas untuk bekerja memperbaiki situasi ini.