Explaining the Fall of Socioeconomic Inequality in Childhood Stunting in Indonesia
Terlepas dari kemajuan dan perkembangan ekonomi di Indonesia dalam beberapa decade terakhir, lebih dari 30% anak - anak usia di bawah 5 tahun mengalami stunting. Kondisi ini diperburuk oleh fakta bahwa stunting tetap lebih banyak terkonsentrasi di rumah tangga miskin, yang mengarah pada penularan kemiskinan dan kesehatan yang buruk antar generasi. Sebuah riset dilakukan oleh M. Fikru Rizal dan van Doorslaer menggunakan data IFLS untuk mempelajari perubahan stunting pada 2007 dan 2014 untuk anak usia 0 - 59 bulan beserta kondisi ketimpangan sosial ekonominya dengan menggunakan Erreygers Concentration Index dan dekomposisi berbasis regresi.
Hasilnya menunjukkan terjadi penurunan yang signifikan pada status stunting parah (severe stunting) namun tidak pada status stunting, serupa dengan penurunan yang signifikan pada derajat ketimpangan stunting. Pertumbuhan ekonomi secara umum, pengentasan kemiskinan, dan implementasi program kesehatan dan sosial yang berpihak pada masyarakat miskin selama periode yang dipelajari seperti perluasan cakupan asuransi untuk masyarakat miskin (Jamkesmas) dan program Transfer Tunai Bersyarat (Program Keluarga Harapa) adalah beberapa penjelasan yang masuk akal dari hasil yang diamati. Artikel ini dipublikasikan pada Agustus 2019 pada jurnal SSM - Population Health oleh Elsevier.