Barriers and Facilitators to Knowledge Translation Activities Within Academic Institutions In Low - And Middle - Income Countries
Sebuah studi kualitatif dilakukan untuk melihat gambaran kebutuhan dan hambatan badan kelembagaan dalam melakukan knowledge translation (KT) atau translasi pengetahuan khusus bagi lembaga akademik di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Peserta penelitian ini adalah perwakilan dari institusi akademik dan kementerian kesehatan di 6 negara (Bangladesh, Republik Demokratik Kongo, Ethiopia India, Indonesia dan Nigeria). Peneliti melakukan tinjauan literatur (bahkan yang masih abu - abu untuk diterbitkan) serta wawancara pada informan kunci dengan 11 anggota lembaga akademik dan 7 pembuat kebijakan.
Hasilnya, banyak hambatan yang terdokumentasi dengan baik termasuk kurangnya waktu, keterampilan dan dukungan kelembagaan untuk melakukan KT. Peserta merefleksikan masih rendahnya soft skill yang dimiliki peneliti untuk melibatkan pembuat kebijakan. Keterlibatan berkelanjutan dipandang sebagai tantangan mengingat tuntutan waktu yang bersaing (baik peneliti maupun pembuat kebijakan) dan kurangnya insentif kelembagaan untuk melakukan KT. Jaringan yang kuat, baik di dalam maupun antar institusi, penting untuk melakukan KT tetapi sulit untuk dibangun dan dipelihara. Perhatian terhadap tema - tema lintas sektor yang mewakili hambatan dan fasilitator baik untuk individu maupun institusi dapat menginformasikan pengembangan strategi pengembangan kapasitas yang memenuhi kebutuhan kesiapan.